Mengapa Bekerja?

Lagi, persoalan kerja menjadi suatu hal yang mustahil untuk dihilangkan. Entah, apakah itu berhubungan dengan "Kerja, Kerja, Kerja" atau tidak. Tapi, nyatanya kerja seolah menjadi rutinitas wajib bagi setiap manusia. Kerja pada dasarnya dimaknai sebagai kegiatan yang dapat menghasilkan nilai lebih, berupa uang. Kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik maulun otak, atau kombinasi keduanya me jadi ujung tombak bagaimana nilai lebih diproduksi. Dengan nilai kebih, maka manusia seolah menjadi paripurna dalam hidupnya. Bukan hanya nilai lebih yang dapat memenuhi kebutuhan primer. Tapi, nilai lebih yang dapat memenuhi keinginan.

Persoalan itu menjadi pelik tatkala di rumah, kerja dimaknai sebagaimana apa yang dijelaskan sebelumnya. Maka, ketika ada anggota keluarga yang menjalankan konsep berbeda, ia akan dicap sebagai seorang yang tidak bekerja.

Kendati demikian, tekanan lebih lanjut datang dari orang di luar keluarga. Kasusnya sama. Mereka memaksakan konsep yang flaidipakainya kepada orang lain. Konsep bekerja setelah lulus kuliah, misalnya. Kebanyakan berpikir bahwa langkah seseorang setelah lulus kuliah adalah bekerja. Tujuannya apalagi jika bukan untuk memperoleh nilai lebih. Entah yang terbungkus amplop atau yang ter-notifikasi di dalam gawainya.




6 Agustus 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali