Posts

Showing posts from August, 2020

Emosi Dulu Klasifikasi Kemudian

Ibu benci kalian kekuatan kalian adalah milik ibu begitu katanya kepada Naruto dan Sasuke Keduanya memperhatikan semuanya bisa diserap meski tak di pikir  gas-gas kemudian Awaloawaloawalo yang penting babuk bacok sana sini bakar ini itu Emosi dulu klasifikasi kemudian emosi nanti penyesalan kemudian Mata kiri disiapkan mata kanan dikedipkan ada yang siap ada yang kedip Pecundang yang mendengar kata-kata sampah yang betebaran dalam wilayah kesusastraan yang tak beda dengan persampahan Hoyahoyahoya bumbumblass kesini semua menuju titik temu yang tak bersatu 30 Agustus 2020

Deretan Nama

Muslihat yang berjanggut disapa Ceu Edoh di pagi hari seorang perempuan yang membawa pala di teras rumah sembari ngopi Ada burung diam di kayu kakinya seolah berkata-kata seperti melipat-lipat  dalam dunia kontemporer Ganjil dan genap saat malam hari seperti cinta yang tak ada mati mengiringi seorang lelaki yang menyembunyikan aib dan nasibnya Di lain sisi ada seorang Supri yang menjalani program di garis depan menghasilkan balada yang tak berkesudahan macam babad kopi di tanah Pasundan Berbekal keris milik Sang Raja dari hindia timur yang memiliki luasan kebun teh beserta para pengkhianat di lahannya arwah-arwah berkumpul seolah sedang mengadakan misa semuanya gentayangan dengan kertas basah di tangannya 24 jam lamanya acara itu tanpa jeda dan istirahat seperti dipacu oleh orgasme yang tak kunjung memuncak Beragam gaya telah dicobanya dari yang gampang hingga sulit dari yang rebah, duduk hingga berdiri dari bawah, atas, depan, dan belakang Semuanya tak lepas dari kiat yang dipelajari

Lari, Lari, Lari

Di atas acian semen yang melebar membentuk segi empat bergelombang di beberapa tempat mulus di sebagian lainnya Ada pula yang di atas karet segi empat yang membentuk sesamanya tersusun sedemikian rupa berpola maupun tidak Jaring tidak digunakan menangkap ikan ia terbentang di setiap sisi juga di atas kepala masing-masing yang ada di sana Ada waktu tambahan sebelum dan sesudahnya ada waktu yang berkurang dalam geraknya Lari, lari, dan lari tetapi tidak terbang terbang, terbang, dan terbang tetapi tidak melayang 28 Agustus 2020

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Jika keluar dari seseorang "polisi Anjing" maka yang tercemar namanya adalah Anjing tapi Anjing tidak akan menggunakan UU ITE untuk melaporkan orang yang mengatakannya Jika keluar dari seseorang "polisi Kontol" maka yang tercemar namanya adalah Kontol tapi Kontol tidak akan menggunakan UU ITE untuk melaporkan orang yang mengatakannya Jika keluar dari seseorang "polisi Ngentot" maka yang tercemar namanya adalah Ngentot tapi Ngentot tidak akan menggunakan UU ITE untuk melaporkan orang yang mengatakannya Jika keluar dari seseorang "polisi Bacot" maka yang tercemar namanya adalah Bacot tapi Bacot tidak akan menggunakan UU ITE untuk melaporkan orang yang mengatakannya Jika keluar dari seseorang "polisi Babi" maka yang tercemar namanya adalah Babi tapi Babi tidak akan menggunakan UU ITE untuk melaporkan orang yang mengatakannya Jika keluar dari seseorang "polisi Goblog" maka yang tercemar namanya adalah Goblog tapi Goblog tidak akan

Cinta Gujes-gujes

Saat bogie menghantam sambungan yang lurus maupun bercabang kiranya akan menimbulkan irama yang sama di setiap ketukannya Tak bertuan tak mengekor menyendiri dalam lajunya kala siang yang sundal Hentakan tak henti kemudahan tak memihak kompleksitas berirama bersama satuan kerjanya Huyu huyu huyu plakkkkk, suara persentuhan antar kulit yang tebal dan tipis yang lebar dan sempit Menghentak secepat kilat mengejang dalam balutan hijab yang memisahkan dua sisi yang beriringan 26 Agustus 2020

Halah Aduh

Lah ngapain lu kesini ngatur-ngatur kerjaan orang kontol lu tuh benerin bengkok banyak ke kanan Aduh duh duh ngentot lu gabisa diandelin ngomong doang Halah bacot bego lu dateng-dateng ngomong doang kek pantat lu Sini gua bacok dulu biar lurus tuh kontol gaada bengkok-bengkok lurus-lurus aja Bangke lu bangsat kek pantat kek kontol 25 Agustus 2020

Eh Goblog

Eh ai sia kamana waé atuh goblog didagoan teu datang-datang cabok ku aing Ah ma sia wé lah teu paduli aing mah hirup sia kumaha sia hirup aing kumaha pamajikan aing Tong indit kamana wae dijalan tong balangah ka sisi kun leumpang téh tong ngajegrog di tengah jalan Harita aing ka imah sia na eweh didinya kamana ai sia aing geus capé-capé lulumpatan Lah sia mah kalakah wé ngabangus ai pakprakanna hese goblog sia cabok ku aing 23 Agustus 2020

Para Pemburu

Berburu simbol kepastian antara satu dan lain hal berburu kepastian taruhan antara dua hal yang bertentangan Saban hari duduk di depan pintu menunggu simbol yang dinanti saban pagi duduk membelakangi depan pintu menunggu yang dinanti pergi Antara di depan dan di belakang menasihati tanpa arah dan tujuan antara garis tengah yang menepi menasihati hal yang tak pasti Berjuang di medan perang melihat yang bergelantungan berjuang di Medan Helvetia melihat tetangga yang kepayahan Para pemburu masih setia kepada hal yang demikian para pemburu masih berusaha melampaui tindakan yang tak karuan 20 Agustus 2020

Tentang Penyalur

Ada yang terbit sebagai penyalur ada yang menyalurkan terbitannya ada yang memesan terbitan ada yang membeli terbitan Ada penyalur langsung dari asal ke tujuan ada pula yang melalui pihak ketiga sebagai pengirim Penyalur pun dikerjakan oleh yang menerbitkan suatu terbitan langsung ke konsumen atau ke para penjual Ada penyalur serabutan ada penyalur kontrakan ada penyalur pensiunan ada pula calon penyalur Memilih yang menerbitkan memilih judul terbitan memilih tujuan saluran memilih metode pelunasan 20 Agustus 2020

Tentang Terbitan

ada anagram di timur banana di kota santri bendungan yang hilir mudik dari teroka sampai gelora prima graphia di senen kelompok ojong dan oetama di palmerah ada garis tepi sebelah kiri di selatan kuadrat Jakarta sentris katanya tempat orang-orang begadang dari pagi ke pagi yang diseling-selingi di wilayah Istimewa bermunculan yang terbit dari kos-kosan hingga gedung bertingkat dari offset sendiri hingga yang lain bermunculan diva-diva di dunia literasi entah serius atau hanya basa-basi yang senangnya mojok hingga terang-terangan di ladang ada yang memancarkan aurora dalam kecantrikannya ada yang meneriaki: ea ea dalam permainannya semuanya tak shira-shira semuanya memberikan solusi bagi circa-circa kehidupan maupun kematiannya baik Jakarta sentris maupun Istimewa sentris musuhnya satu: tukang kopi yang seenaknya memindai, mencetak, mengelem juga membungkus dan mengirim jangan berharap dari otoritas sebab literasi tak ada dalam sistemnya mengesahkan dokumen tanpa membacanya seolah ada y

Hanya 2

Memanfaatkan yang ada dari batas akhirnya Meninggalkan yang tak ada dari sumber asalnya Manjalankan yang sengsara tapi tidak Hanya ada dua hal yang bisa memperpanjang usia boker dan kencing Hanya ada satu hal yang memanjakan selangkangan tonggeret 18 Agustus 2020

Katanya Merdeka

Katanya merdeka bebas dari penjajah dan segalanya Kontol Katanya merdeka tiap orang bebas berkarya Kontol Katanya merdeka tanah dan air bebas untuk rakyat Kontol Katanya merdeka orang ibadah dihalang-halang Kontol Katanya merdeka pakaian warganya diatur-atur Kontol Katanya merdeka bersenggama masih diatur Kontol Katanya kontol tapi merdeka 17 Agustus 2020

Gasukajadi

Di perempatan kaleyo ia naik menumpang kendaraan yang lewat warna lampu masih merah roda itu masih belum berputar Ada tempat uji coba di sana dari luar untuk digunakan tujuannya mengobati semoga demikian adanya Ada pasar modern tak jauh embel-embel kota di Eropa dipadukan dengan tradisi lokal menciptakan wadah untuk meraup nilai Berakhir di taman yang terbendung oleh dua jalanan besar satu arah yang berjalan tak menempatkan perpaduan arah lain Rekayasa selalu digunakan dalihnya untuk menyingkap persoalan yang tak kunjung usai dari dulu sampai sekarang 16 Agustus 2020

Gadokatak

Bawalah aku ke dalam singgasana dengan bebatuan di sepanjang jalurnya dengan besi baja yang memanjang dari barat ke timur dan sebaliknya Bawalah aku ke dalam rumah dengan bantalan di setiap jaraknya dari bantal satu dan lainnya menahan tanah dari air hujan Bawalah aku ke dalam liang senggama dengan rerumputan di sekitarnya yang tumbuh walau tak ditanam yang menahan lumpur dari gerusan air Bawalah aku ke dagu seekor katak yang beriringan dengan dua jalur yang cepat dan lebih cepat yang diinjak dan tak pernah marah KA 518, 14 Agustus 2020

...., anti-...., dan meta....

puisi, anti-puisi, dan metapuisi melayung jauh di siang hari prosa, anti-prosa, dan metaprosa menerjang bah di pagi hari fiksi, anti-fiksi, dan metafiksi melihat situasi di lain sisi filsafat, anti-filsafat, dan metafilsafat membuka pintu yang kadung tersirat 13 Agustus 2020

Kemana Semua Akan Berlalu?

Kemana semua akan berlalu? Saat semuanya tak bisa mengendalikan sesama. Aku pergi dan berharap tak kembali. Pergi untuk menjemput kepulangan yang telah lama di nanti. Semua hal yang aku tahu sudah tercermin dalam balutan air mata. Kemana lagi aku akan mempertaruhkan semua hal yang sia-sia di matamu? Hari demi hari aku lalui sendiri. Orang-orang hanya lalu lalang di sekitarku. Tanpa ada yang pernah melihat keberadaanku. Aku pun demikian, mereka semua tidak ubahnya seperti tobot-robot yang di program untuk senantiasa bergerak. Semacam program untuk meningkatkan produktifitas, katanya. Dan hanya aku yang sekiranya tidak produktif dari pada mereka. Kemana semua akan berlalu? Saat tak ada lagi yang bisa mengharapkan kehadiranmu. Pijar-pijar yang selama ini kau jaga mulai redup satu-satu. Jalan yang ditujukan olehnya mulai memudar. Ditelan kegelapan. Semua orang sudah terbiasa melakukan ini semua dengan sebaik-baiknya. Tapi, apakah memang demikian? Aku tidak sepenuhnya mengerti apa yang terj

Puncak Bukit

Aku berdiri sendiri di atas bukit yang tidak begitu terjangkau pandangan kamera fotografi. Bukit yang sejak kecil aku daki bersama kawan-kawanku. Pagi hari dan sore hari. Berbaring memandang ke arah barat. Melihat surya yang mulai menerangi belahan bumi bagian barat. Kini aku kembali ke tempat ini. Tempatku dan kawan-kawan berbaring sudah tidak ada. Bukit ini kini tinggal sisa-sisa dari penambangan pasir. Entah berapa tahun lagi bukit ini akan habis. Apakah orang-orang kota begitu serakah sampai bukit yang jauh dari keramainnya pun mereka babat habis. Tidak ada lagi tempat untuk bermain. Tidak ada lagi tempat untuk berbaring menunggu perpindahan waktu. Aku sendiri. Berdiri di titik yang saat ini menjadi puncak bukit ini. Dulu, ini hanya jalan menuju puncak. Yang jaraknya menuju puncak tinggal sepertiga lagi. Kini tempat yang aku pijak ini sudah menjadi titik puncak bukit. Sebelah bukit sudah hilang. Hanya setengahnya yang masih terlihat seperti bukit. Pernahkah aku merasakan takut akan

Tentang Pulang yang Hanya Sementara

*Diketik sembari mendengarkan lagu Pulang, dan Sementara – Float. Bagaimana rasa yang tak mungkin lagi tersimpan di hati? Bagaimanakah membawanya pulang bersamanya? Akankah diriku sedemikian kuat menerima semuanya. Semua ketidakpastian yang menanti di depan. Kemanakah aku akan kembali pulang? Saat tempat untuk pergi pun aku tidak mengetahuinya di mana. Bagaimana seseorang dapat kembali pulang sementara ia sendiri tidak merasa pergi. Orang-orang melihatnya seperti hal gila yang dilakukan seseorang. Berkelana tanpa merasa dirinya pernah pergi. Raganya pergi. Tapi pikiran dan hatinya tidak. Keduanya tersimpan, atau terkungkung lebih tepatnya, di sebuah ruang gelap yang tidak bisa dibuka oleh dia sendiri. Apalagi oleh orang lain. Lalu, rasa apa yang tak mungkin lagi bisa menerjemahkan perasaan yang kadung dimiliki? Meskipun seseorang tidak merasa memasukkan perasaan itu ke dalam hatinya. Tapi, ia seperti mahkluk gaib yang bisa dengan sesuka hati bersemayam di hati setiap kita. Sekitarku ta

Tentang Sebelah Mata

* Diketik saat mendengarkan lagu Sebelah Mata – Efek Rumah Kaca. Sebelah mata akan menjadikan seseorang melihat dengan setengah penglihatan utama. Entah itu mata sebelah kiri atau kanan yang mampu melihat. Mata itu akan menampakkan fungsinya sesuai dengan keadaan saat ia digunakan. Setitik bercak apakah masih akan terlihat oleh sebelah mata? Mungkin iya, mungkin juga tidak, tergantung apakah di sebelah mata itu ada kelainan. Misalnya mata yang tinggal sebelah itu minus. Jika tidak dibantu oleh kaca mata yang sesuai bisa jadi setitik bercak itu tidak akan terlihat. Kini persoalan gelap. Apakah sebelah mata yang masih dimiliki akan bisa melihat sekitar saat gelap. Ini pun tergantung seberapa intensitas kegelapan di tempat tersebut. Karena bisa jadi gelap yang dimaksud masih memungkinkan mata untuk melihat. Bukan gelap black out , yang menyebabkan tidak ada yang bisa dilihat oleh sebelah mata. Meskipun mata sudah berupaya untuk beradaptasi dengan cahaya yang nyaris tidak masuk ke tempat t

Ada Orang

Ada orang yang jarang ngomong. Sekalinya ngomong malah nyalahin orang. Keberadaannya seperti hilang ditelan bumi. Atau bisa jadi ia bekerja, hanya saja dalam senyap dan sunyi. Jadi, orang-orang tidak mengetahui bahwa ia bekerja. Yang orang tahu adalah dia sedang istirahat, setelah energinya terkuras habis untuk memperkenalkan diri. Kesegala pelosok negeri. Ada orang yang lebih muda. Sekalinya bekerja malah marah-marah. Bilangnya tidak ada visi dan misi orang lain. Hanya visi dan misi si Orang Muda itu. Tapi ujung-ujungnya malah marah kepada orang yang ia tunjuk sendiri. Ditambah lagi, marahnya itu tidak jelas. Antara marah betulan atau marah beneran. Ia lebih muda, energinya lebih banyak, meskipun sempat memperkenalkan diri kepelosok negeri yang sama. Tapi, ia masih kuat untuk terus jalan. Tidak istirahat terlebih dahulu. Sebab, masih banyak hutan, laut, sawah, kebun, dan tempat-tempat lainnya untuk dibabat habis. Ada orang-orang yang sudah pensiun. Dari dinas keaparatan. Dipundaknya s

Kubiarkan Duduk Tak Banyak Warna

Kubiarkan menghitam, legam. Diterpa angin dan hujan. Disengat terik siang bolong. Hati tak bisa membiarkan hal itu terjadi. Gengsi menghambatnya. Belum lagi cibiran dan omongan orang-orang. Semakin tak bisa memiliki pendirian. Terhadap persoalan, yang muncul belakangan. Duduk diam. Berdiri mematung. Berjalan sempoyongan. Merangkak tak karuan. Sedikit demi sedikit bertambah. Tak bisa mengharapkan semua pihak. Terdepan, terluar, dan tertinggal. Ditinggal, dibuang, dan dicampakkan. Tak banyak warna dalam hidup. Tak banyak irama dalam bernafas. Tak banyak aroma yang bisa tercium. Tak banyak rasa yang bisa dirasa. Akankah menyatu sedemikian rupa? Jam dinding akan berupaya mencarj jawabnya. Lewat sepatu, celana, baju, topi dan ransel. Satu-satu pergi. Meninggalkan gemerlapan yang tak pernah melihat waktu. Siang dan malam tak ada bedanya. Semua berjalan sedia kala. Tiap orang memiliki tugasnya masing-masing. Tiap orang memiliki kelasnya masing-masing.  Kendati demikian, tak banyak yang perlu

Demi Nama Baik

demi nama baik semuanya diselesaikan dengan cara 'baik-baik' memasang badan seolah semuanya bisa ia atasi "saya janji, jika terjadi lagi. Ia akan dikeluarkan" demi nama baik semuanya diarahkan untuk menjahit mulut tidak banyak bacot keluar biarkan masalah ini menjadi bagian dari internal demi nama baik korban terpinggirkan pelaku termaafkan pemasang badan leluasa berjalan ia perempuan, yang tak memiliki perasaan terhadap korban, yang seorang perempuan ia perempuan, tapi sangat patriakis dadanya menonjol, tapi tidak dengan pikirannya kini si pelaku bebas berkeliaran kini si korban hilang entah kemana pelaku bebas berjaya korban terkurung sengsara perempuan yang memasang badan itu tambah subur posisinya dimana-mana tubuhnya hilir mudik, seperti tai demi nama baik semuanya ditutup-tutupi jangan sampai mengganggu akreditasi 8 Agustus 2020

Tak Karuan

Aku tak tahu apa yang sedang berkecamuk dalam pikiranku. Semuanya terjadi seolah begitu cepat. Tak memberi jeda kepada otak untuk memverifikasi segala hal. Seperti banjir bandang, datang tiba-tiba merusak yang ada di depannya. Yang kuat bertahan. Yang lemah terbawa arus. Tapi keduanya sama, bobolokot leutak. Satu-satunya hal yang menentramkan hati dan pikiran adalah saat terlelap di sepertiga malam hingga menjelang siang. Itupun masih harus berkutat dengan teriakan-teriakan yang tidak mengerti nikmatnya tidur. Pada akhirnya, aku harus bangun dalam kesadaran yang belum stabil. Sekedar bangkit dari kasur dan duduk di kursi. Itu terjadi berulang. Pikiran yang kusut dan tidur sebagai 'obatnya'. Salah satu alternatif mengapa hal itu terjadi, mungkin akibat dari tidak sesuai apa yang ada di pikiran dan realita yang ada. Ketidaksesuaian antara das solen dan das sein.  Apa yang diinginkan otak, pikiran-pikiran di dalamnya tidak terakomodir di dunia nyata. Baik karena aku sendiri yang m

Mengapa Bekerja?

Lagi, persoalan kerja menjadi suatu hal yang mustahil untuk dihilangkan. Entah, apakah itu berhubungan dengan "Kerja, Kerja, Kerja" atau tidak. Tapi, nyatanya kerja seolah menjadi rutinitas wajib bagi setiap manusia. Kerja pada dasarnya dimaknai sebagai kegiatan yang dapat menghasilkan nilai lebih, berupa uang. Kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik maulun otak, atau kombinasi keduanya me jadi ujung tombak bagaimana nilai lebih diproduksi. Dengan nilai kebih, maka manusia seolah menjadi paripurna dalam hidupnya. Bukan hanya nilai lebih yang dapat memenuhi kebutuhan primer. Tapi, nilai lebih yang dapat memenuhi keinginan. Persoalan itu menjadi pelik tatkala di rumah, kerja dimaknai sebagaimana apa yang dijelaskan sebelumnya. Maka, ketika ada anggota keluarga yang menjalankan konsep berbeda, ia akan dicap sebagai seorang yang tidak bekerja. Kendati demikian, tekanan lebih lanjut datang dari orang di luar keluarga. Kasusnya sama. Mereka memaksakan konsep yang flaidipakainya kep

Pejalan Sunyi

Seseorang yang berjalan di jalan kesunyian berhadapan dengan pilihan antara gelap dan terang antara keramaian dan kesepian Seseorang yang bertualang di jalan raya berhadapan dengan pilihan antara terik dan dingin antara oksigen dan polutan Seseorang yang berkhidmat di jalan penelitian berhadapan dengan pilihan antara mandiri dan sponsor antara pengabdian dan percuanan Semua orang yang berjalan di jalan apapun berhadapan dengan beragam hal antara kebahagiaan dan kesedihan antara keraguan dan kepercayaan 1 Agustus 2020