Posts

Showing posts from June, 2020

Prinsip Membangun Rumah

Rumah sebagai tempat tinggal menjadi kebutuhan yang cukup penting bagi sebagian orang. Sebab, hasrat untuk berleha-leha akan tertampung ketika berada di rumah. Atau keinginan untuk membuat kehangatan yang mantap-mantap pun lebih leluasa dilakukan ketika di rumah. Meskipun, kenyataannya di luar kita masih bisa mendapatkannya. Catatan ini saya bagikan sebagai upaya untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip yang harus dimiliki, dijalankan, dan dipertahankan ketika membangun sebuah rumah. Karena dengan prinsip-prinsip seperti itu akan memudahkan kita dalam mewujudkan rumah mantap seperti sedia kala. Pertama, dalam membangun rumah pastikan bahwa kita senantiasa memiliki sumber bahan-bahan yang laik. Baik hardware , software , maupun brainware . Silakan Anda untuk mengembangkan sendiri apa yang termasuk ke dalam masing-masing bahan tersebut. Sebab, “rumahku adalah surgaku”. Maka, keputusan berada di pikiran Anda masing-masing. Setelah Anda memetakan kebutuhan mana masuk ke dalam kategori mana, m

Kutukan Perempuan Selatan

Apa yang aku khawatirkan kini terjadi. Berpuluh tahun aku menannti kedatangannya. Dalam kurun waktu itu, aku berharap bahwa itu akan terjadi padaku seorang, bukan orang lain, apalagi menimpa anak sematawayangku. Kini sudah jelas jawabnya. Anakku menjadi pewaris titah Perempuan Selatan. Usiaku masih lima belas saat ikut mabuk sebulan penuh di tengah laut. Ya, itu benar. Tidak ada yang bisa aku lakukan selama satu bulan itu, selain mengeluarkan sisa makanan yang sudah setengah tercerna dari dalam lambung. Sebagai anak selatan tentu aku payah. Teman-temanku sudah lebih dulu melaut. Usianya lebih muda dariku saat pertama kali terombang-ambing di lautan. Kini bisa kulihat hasilnya, mereka tak sedikitpun terganggu dengan ombak yang mengoyangkan kapal. “Ini biasa bagi orang yang baru pertama di kapal,” Andi temanku berkarta, “hanya butuh adaptasi beberapa hari sebelum kau akan terbiasa dengan suasananya.” Kukira ia benar, sebab ia lebih dulu melaut dariku. Tapi prediksinya salah. Sehari, dua

Petunjuk PPDB Bagi Orang Tua

Masa Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) sudah dimulai. Dari pendidikan pondasi hingga pendidikan atas. Dalam pelaksanaannya, ditemukan beberapa kendala, baik yang dialami oleh orang tua yang akan mendaftarkan anaknya, maupun kendala teknis dari penyelenggara penerimaan.  Seyogianya proses PPDB ini tidak akan sulit manakala para pihak yang merasa memiliki kepentingan bersedia untuk jongkok berembuk dalam menyelesaikan setiap kendala. Mulai dari pemangku kebajikan maupun penerima kebajikannya. Baik pemerintah maupun rakyatnya. Baik sekolah maupun orang tuanya. Baik supir angkutan kota, ojek pangkalan maupun ojek online. Mengapa demikian? Sebab dengan begitu segala permasalahan yang timbul dari proses PPDB akan segera teratasi. Dengan jongkok berembuk diharapkan PPDB akan berjalan tidak semestinya. Karena keteraturan menjadi hal yang musykil dalam tatanan hidup yang menghendaki status kue.  Sebagai orang tua ada hal-hal yang tidak musti dilakukan agar anaknya bisa melaksanakan, syukur-s

Apa Jadinya?

/1/ Apa jadinya saat seseorang memutuskan untuk berubah menjadi kura-kura? Yang berjalan sangat sabar dan penuh kehati-hatian. Yang berusaha untuk tetap berjuang melangkahkan kaki-kakinya yang mungil menggapai garis finish. Yang senantiasa bersyukur atas apa yang ia miliki untuk digunakan dalam menopang kehidupannya. Kura-kura yang bersahaja. Yang dengan susah payah, di bawah terik matahari, tetap berjuang membawa tempurung yang melekat di punggungnya. Yang bisa menyusahkan namun sekaligus menjadi pelindung baginya. Pelindung dari para predator. Pelindung dari terpaan angin dan air hujan. Pelindung dari sengatan matahari. Setidaknya, hal itu bisa membuatnya untuk mengesampingkan beberapa elemen. Dan akan menghemat pengeluaran. Kebutuhan akan sunblock misalnya, dapat dikesampingkan. Sebab, ia memiliki tempurung yang sebagian besar menutupi tubuhnya. Kebutuhan membeli beragam minuman penangkal angin yang masuk ke dalam tubuh pun akan berkurang. Karena tempurung yang ada memiliki fungsi

Cerita-Cerita Saja

/1/ Bagaimana seseorang memutuskan untuk menikah? Aku tebak, mereka memiliki kelapangan hati yang biasa di luar. Sebab, keduanya harus berbagi tempat tidur. Atau berusaha saling memanjakan belut yang menghuni gua-gua di mata air keramat. Belum lagi perihal pembagian urusan-urusan domestik. Yang biasanya menjadi titik penaklukan satu sama lain. Di ranah domestik biasanya ditemukan perintilan-perintilan kehidupan sepasang manusia yang bertentangan. Hal itu akan mengarah kepada gugatan atau persatuan.  /2/ Benda itu begitu keras. Akar-akarnya terlihat seperti ingin keluar. Memisahkan diri dari kegelapan. Meskipun di dalamnya begitu kaya akan nutrisi. Baik yang disediakan mekanisme alam maupun yang sengaja disemai yang liyan. Luarnya kemerahan. Ada pula yang hitam legam. Di sudut lain terlihat seperti putih albino. Tapi, intinya adalah beragam pigmen bisa memengaruhi tampilan pembungkus itu. Samar-samar terdenger obrolan di balik gunung. Semakin jelas suara itu. Tapi semakin kabur obrolann

Kisah-Kisah Satu Alinea

/1/ Randi, suatu hari melihat sepasang manusia sedang berdiri di pojokan sekolah. Penasaran, ia mencoba mendekat. Ia jongkok di sudut yang tak terjangkau oleh keduanya. Tidak begitu jelas. Ia kembali mendekat, dan jongkok di balik meja yang ada di luar kelas. Jika keduanya berbalik mungkin ia akan terlihat. Keduanya sedang berdiri, badan mereka bergoyang dan bergetar, seperti wayang yang sedang dimainkan dalangnya. Ia semakin penasaran. Ditunggui lah keduanya. Sampai suatu waktu, keduanya berbalik, dan tahulah ia bahwa mereka sedang adu panco. Mereka adalah Dimar dan Yuzak. /2/ Di trotoar yang terbuat dari aspal, mereka berjalan beriringan. Di depannya terlihat seorang lelaki dengan pakaian hijau-hijau. Memakai topi hitam. Bersepatu kets. Ditangannya melilit tali kur yang berbuah peluit. Sementara itu, di belakang, seorang lelaki lain dengan hijau-hijau yang sama. Dengan topi berwarna merah. Berjalan santai seperti tidak ada babi yang mengejarnya. Di tengah, diantara Lelaki Hijau-Hijau

Menjadi Pribadi Yang Bersahaja Saat Jadi Bahan Gunjingan Kolega Guru ASN

Masihkah Anda akan datang ke sekolah di pagi hari dengan pakaian yang menyerupai para Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya untuk berbaris di depan gerbang menunggu siswa datang menghampiri tangan Anda? Atau hanya untuk sekedar duduk di pos satpam dan sesekali membakar tembakau yang telah Anda siapkan dari rumah. Yang digulung menggunakan kertas papier dan ujungnya direkatkan menggunakan air liur. Sebelum kembali bergegas menuju kelas yang nama Anda tertera di jadwalnya. Bisa juga bercengkerama di salah satu ruangan, di pojok sekolah, yang biasa menjadi tempat ‘berkeluh-kesah’ para siswa, juga orang tua yang secara mandiri datang maupun karena surat yang di antar burung merpati ke rumahnya. Tenang, disitu pun Anda masih bisa membakar tembakau yang anda bawa. Jika kegiatan-kegiatan tersebut bosan Anda lakukan. Anda bisa datang hanya pada saat Anda akan memasuki kelas. Lantas keluar lagi setelah jam pelajaran selesai. Anda bebas melakukan apa saja di luar jam mengajar. Bisa pergi ke rumah bo

Sebelum Menutup Pelajaran

Setelah kita mempelajari materi hari ini. Alangkah baiknya, kita membuangnya ke tong sampah yang ada di luar. Terserah, apakah masing-masing atau kolektif. Yang pasti materi yang sudah dibagikan tidak perlu masuk ke otak kalian. Sebab, sangat merugilah bagi mereka yang menyerap materi pembelajaran di kelas. Anak-anaku sekalian yang selalu murung. Apakah setiap pembelajaran musti ada hasilnya? Maksudnya, hasil yang di inginkan kurikulum. Misalnya, menjadi anak yang baik secara lahir dan batin. Apakah memang demikian? Rasa-rasanya itu tidak perlu. Sebab, kurikulum disusun oleh orang-orang yang belum tentu memiliki kebaikan sebagaimana yang dituliskannya. Semacam hukuman rajam, dilakukan oleh mereka yang memang sepanjang hidupnya tidak pernah berbuat sekali, sekecil, sebesar, apapun dosa di dunia. Masihkah kalian memercayai kurikulum sebagai pedoman untuk mencapai kesuksesan?  Pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru feodal lain apakah masuk di otak kalian? Meskipun mereka suda

Apersepsi: Pengantar Sebelum Memulai Pelajaran

Selamat pagi anak-anaku sekalian. Semoga hari ini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Semoga masalah-masalah yang ada dalam diri maupun keluarga senantiasa ada. sehingga, kita masih bisa terus berpikir. Seperti biasa, sebelum kita memulai pelajaran hari ini alangkah baiknya untuk merenungkan terlebih dahulu masalah-masalah esensial yang terjadi belakangan ini. Bapak tahu, kalian semua datang kesekolah ini bukan karena kehendak pribadi, melainkan kehendak orang tua kalian, yang menginginkan anaknya pintar dan bisa lulus dari sekolah untuk melanjutkan ke sekolah/kampus paporit. Tenang, tidak perlu risau. Meskipun kedatangan kalian tidak dibarengi kehendak pribadi, namun kalian harus tahu bahwa Bapak pun datang bukan atas kehendak pribadi. Melainkan atas kehendak gaji yang akan diterima di awal bulan. Dari sini setidaknya kita setara, bahwa kedatangan kita semua bukan atas kehendak pribadi, melainkan kehendak yang bersumber dari luar diri kita. Baiklah, untuk renungan pertama, sebaik

Salam Nikmat

Salam. Semoga Anda yang membaca ini sedang baik-baik saja. Tak kurang suatu apa. Hadirin sekalian yang sedang menunggu ajal. Sudah kah Anda-anda sekalian memahami bahwa dunia tidak seburuk yang Anda-anda kira. Begini maksudnya, bahwa dunia adalah tempat penyiksaan itu benar, tapi janganlah kita menutup mata–bagi yang punya–terhadap kenikmatan-kenikmatan yang dunia berikan. Misalnya, kenikmatan bagaimana aroma-aroma bangkai tikus yang isi perutnya berhamburan keluar, yang barangkali ajalnya terjadi tanpa unsur kesengajaan dari sang sopir truk. Bagaimana setiap kali kita berjalan menyusuri trotoar yang menyatu dengan jalan raya, kita menikmati saat-saat memalingkan wajah dan sesekali menutup kedua lubang hidung menggunakan kombinasi jari telunjuk dan jari tengah atau kombinasi jempol dan telunjuk. Itu bebas, tergantung selera. Dan, tahukan hadirin sekalian, bahwa selera tersebut merupakan kenikmatan lain yang kita peroleh.Tidak selamanya yang busuk berdampak buruk kepada manusia. Toh, ka

Kecakapan Bertutur Si Maknyus

Image
Kecakapan bertutur yang menyelamatkan –paling tidak menambah– masa hidurp gadis Syahrazad dari hukuman mati atas dirinya dalam  Seribu Satu Malam.  Bukan waktu sebentar bagi seorang yang menanti kematiannya. Seribu satu malam menjadi malam panjang yang di isi tuturannya dalam menceritakan kisah menarik kepada sang raja, suaminya, Raja Syahriar. Dengan tuturan yang memukau pendengar –dan pembaca– sebuah tuturan akan berdampak signifikan terhadap keputusan yang vital. Demikian lah bagaimana sebuah cerita di bangun atas tuturan yang terkontruksi secara kokoh dan baik. Kecakapan bertutur seperti itu pula yang menempatkan Bondan Winarno dalam pembawaannya yang lihai nan menggugah nafsu makan saat kata ajaibnya,  maknyus , terlontar dari mulutnya yang baru saja menelan penganan. Generasi 2000an mengenalnya sebagai pembawa acara kuliner. Namun siapa sangka, jauh sebelum itu, ia memulainya sebagai seorang penulis cerita. Petang Panjang di Central Park  merupakan buku kumpulan cerit

Ahmadun Faqih

Doni masih mengucek-ngucek matanya saat Kufar tiba-tiba masuk kamar dengan jubah putih dan serban melingkar di kepalanya. “Apa yang terjadi?” Doni melongo, matanya menatap bingung. “Panggil aku Ahmadun Faqih sekarang.” Tak sempat Doni membalas, Kufar atau Ahmadun Faqih hilang di balik pintu. “Mimpi apa aku semalam?” Doni menampar pipi kiri dan kananya, cukup sakit, ia sadar tak sedang bermimpi. “Seperti baru saja terjadi Isra Mikraj, hanya membutuhkan satu malam.” Semalam Doni tidur lebih awal, sendirian. Kufar, sejak siang berpesan tidak akan tidur di kos malam itu. “Aku ada pertemuan nanti malam.” Tidak jelas pertemuan apa yang dimaksud, tapi itu menguntungkan Doni. Ia tak akan mendengar uikan babi sepanjang malam. Jika bukan karena harga sewanya jadi lebih murah, Doni tak sudi berbagi kamar dengannya. Uang kiriman orang tuanya di kampung tidak akan cukup jika harus dipakai untuk menyewa kamar seorang diri. Pertemuannya yang tak sengaja di kamar mandi masjid yang tak terkunci membawa