Petunjuk PPDB Bagi Orang Tua

Masa Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB) sudah dimulai. Dari pendidikan pondasi hingga pendidikan atas. Dalam pelaksanaannya, ditemukan beberapa kendala, baik yang dialami oleh orang tua yang akan mendaftarkan anaknya, maupun kendala teknis dari penyelenggara penerimaan. 

Seyogianya proses PPDB ini tidak akan sulit manakala para pihak yang merasa memiliki kepentingan bersedia untuk jongkok berembuk dalam menyelesaikan setiap kendala. Mulai dari pemangku kebajikan maupun penerima kebajikannya. Baik pemerintah maupun rakyatnya. Baik sekolah maupun orang tuanya. Baik supir angkutan kota, ojek pangkalan maupun ojek online.

Mengapa demikian? Sebab dengan begitu segala permasalahan yang timbul dari proses PPDB akan segera teratasi. Dengan jongkok berembuk diharapkan PPDB akan berjalan tidak semestinya. Karena keteraturan menjadi hal yang musykil dalam tatanan hidup yang menghendaki status kue. 

Sebagai orang tua ada hal-hal yang tidak musti dilakukan agar anaknya bisa melaksanakan, syukur-syukur lolos, dalam PPDB. Berikut ini ada beberapa langkah yang tidak harus dilakukan.

Ketujuh, dalam menghadapi PPDB seyogianya sebagai orang tua, Anda tidak menghadap ke matahari langsung di siang bolong tanpa mengenakan pelindung mata. Tidak ada maksud untuk mengekang hak Anda sebagai warga negra untuk menatap cahaya matahari. Namun, hal itu akan serab a.k.a silau. Lebih baik mata yang Anda miliki digunakan untuk melihat yang ‘mantap-mantap”.

Kesebelas, Anda diharapkan untuk senantiasa mencuci celana dalam yang Anda kenakan, yang tidak pernah diganti, selama satu pekan penuh itu. Meskipun menurut Anda hal tersebut aman dan nyaman. Alangkah buruknya bila hal itu tidak dilakukan satu pekan penuh. Melainkan satu bulan. Kalau perlu satu tahun pun boleh. Itu bebas, terserah Anda. Yang pasti dalam waktu yang sudah ditentukan Anda harus mencucinya. Entah sepekan, sebulan, setahun, bahkan sewindu. 

Kedelapan belas, Sebagai penyanyi top markotop, Tulus seharusnya bisa dijadikan contoh bagaimana mencuci celana dalam yang sudah dikenakan selama sewindu lamanya. Karena dengan menjadikan Tulus sebagai percontohan, siapa tahu Anda akan mendapat peruntungan yang lebih baik dari Tulus. Ikhlas, misalnya.

Ke-ceplosan, sebagai penjual Cilor yang setiap libur mangkal di depan sekolah. Anda harus sadar bahwa yang Anda lakukan itu tidak keliru. Sebab, apa yang Anda lakukan terjadi atas kesadaran penuh yang ada dalam diri Anda. Jadi, walaupun tidak ada seorang anak sekolah yang membelinya, Anda masih bisa memakannya seorang diri dan akan merasa kenyang dan senang atas apa yang Anda makan. Karena apa yang Anda makan merupakan hasil karya sendiri. Dan mengkonsumsi hasil karya sendiri akan menambah kenikmatan dalam menyantapnya.

Keseratus lima puluh delapan, sebagai suatu proses, PPDB harus dilaksanakan dengan cara saksama dan Tempo se-Kompas-Kompas-nya. Hal itu dimaksudkan untuk menyediakan ruang bagi Jawa Pos dalam percetakan oplah per harinya. Jangan sampai ketiganya tersalip dan disaingi oleh Pikiran Rakyat. Bahkan akan lebih baik jika keempatnya menjadi perusahaan multi-nasional dalam bidang makanan dan minuman. Mengalahkan Mercedes, Audi, BMW, dan seterusnya.

Kelima, dalam mengarungi bahtera rumah sehat jiwa. PPDB harus memosisikan diri sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat bagi perkembangan jiwa para pihak yang terlibat. PPDB harus peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di luar dirinya. Masalah-masalah yang bisa diselesaikan apabila dirinya tidak ikut campur merecoki permasalahannya. Sehingga, PPDB dapat menjadi pioner dalam memperkeruh permasalahan yang ada. 

Kedua puluh, orang tua yang sudah tidak muda harus sadar bahwa mereka masih tergolong kedalam komunitas penghirup oksigen. Jangan karena sibuk mengurusi PPDB anaknya, Anda lupa untuk melakukan pernapasan. Sungguh sangat disayangkan apabila hal itu terjadi pada orang lain. Alangkah baiknya jika Anda akan lupa untuk bernapas, lakukanlah seorang diri. Di ruangan yang gelap, di pojokan, yang tidak ada orang yang berpikir bahwa di tempat itu ada orang tua yang sudah tidak muda lagi.

Ke-marin, Anda harus paham bahwasanya PPDB bukanlah PPLP. Meskipun dua huruf akronim pertamanya sama-sama menggunakan huruf “P”, namun itu bukan berarti keduanya bisa dipersamakan satu dan lainnya. Jangan, Anda sebagai orang tua yang akan mendaftarkan anaknya PPDB jangan menyamakannya dengan PPLP. Karena keduanya tidak jelas berbeda.

Ketujuh puluh, Anda harus mengingat pesan ini sebelum berangkat ke lokasi tujuan PPDB. “Janganlah berdiam diri di tengah rel kereta api yang non-aktif. Sebab, tidak akan ada kereta yang lewat. Dan niat anda untuk bercengkrama dengan kereta tidak akan terjadi.” Pesan itu harus Anda ingat-ingat bahwa Anda harus membuangnya jauh-jauh dari alam pikiran orang lain. Karena hanya dengan begitu, Anda tidak akan kenapa-kenapa.

Kesembilan puluh sembilan, langkah ini merupakan langkah kuda. Karena hanya dengan sepatu kuda yang menempel pada kaki-kaki jenjang kuda yang akan membawa anda “naik delman istimewa, ku duduk di muka” Pak RT yang sedang membersihkan celana dalam yang sudah digunakannya selama setahun penuh. Dengan demikian, Anda akan melaksanakan suatu kegiatan yang dinamakan Itu. Anda akan senantiaasa beradai di Itu sampai pada suatu situasi, Itu akan berganti menjadi Ini. Sederhana sekali memang.

Ke-sepian, ingatlah kata-kata ini: Aku anak Indonesia, sehat dan kuat. Karena mamah memberi. Susu batre ABC. Kuat, sehat, rajin belajar, setiap saat. Burung Jago Pak RT. Cukup. Hanya itu yang perlu Anda ingat. Kenapa harus Anda ingat? Karena anda memiliki tugas untuk melupakannya. Bagaimana Anda bisa melupakannya kalau ingat saja tidak. Jadi, Anda harus mengingatnya dulu untuk kemudian melupakannya. 

Itulah sebagian kecil dari langkah-langkah yang harus Anda lakukan sebagai orang tua untuk mendaftarkan anaknya PPDB. Poin-poin di atas disarikan dari perasan buku babon Langkah Jitu Melaksanakan PPDB, 100% Lolos, yang saya temukan di tempat yang saya belum pernah kunjungi.

Semoga langkah-langkah yang sudah Anda baca tidak bermanfaat bagi orang lain. Karena Anda akan menerima manfaatnya seorang diri. Berupa suatu proses penalaran yang holistik terhadap suatu hal yang nampak seperti tidak jelas, namun benar begitu adanya. Demikianlah yang tidak bisa saya sampaikan. Mohon maaf apabila Anda memiliki kesalahan kepada orang lain. Biar itu menjadi urusan Anda dengan orang lain yang dimaksud.

Awalul Kalam. Semoga, Ya – Nosstress.

Salam.



25 Juni 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali