Posts

Showing posts from October, 2018

(Bijak)sana dalam Men(cinta)i

Image
Sumber Gambar: Lapar Institute Manusia memiliki suatu ciri khas yang membedakannya dengan mahkluk lain. Ia memiliki kemampuan untuk memaksimalkan rasio yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan, berpikir. Dengan berpikir seyogianya manusia bisa menembus segala sekat-sekat dalam hidup, yang menghambat manusia untuk mengekspresikan sesuatu. Lantas timbul pertanyaan, apakah pikiran yang dihasilkan akan senantiasa memperlancar kehidupan manusia? Atau ia malah membelenggu manusia, membatasi ruang geraknya. Alih-alih membantu ia malah jadi benalu, bukannya menjadi solusi malah jadi polusi. Salah satu ekpresi dari manusia adalah ungkapan cinta. Dalam suatu posisi manusia pasti memiliki satu kereteg hate terhadap sesuatu, baik terhadap hal materiel maupun imateriel, terhadap sesama manusia maupun terhadap Tuhan. Kereteg hate tersebut merupakan suatu refleksi imateriel yang dialami manusia. Namun, tidak semata-mata ia muncul sebagai perasaan, tentunya ada hal yang menjadi sebab yang

Cinta: Materiel dan Imateriel

Image
Sumber Gambar: Lapar Institute Tugasmu bukanlah mencari cinta, melainkan mencari dan menemukan segala penghalang di dirimu yang telah kamu bangun untuk melawan cinta. ~Maulana Jalaluddin Rumi Manusia pada hakikatnya hadir dalam kondisi fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan dan cenderung memiliki preferensi terhadap suatu kebenaran. Tujuan manusia hidup seyogianya ialah kebenaran mutlak milik Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa,   Allah Subhanahuwata’ala . Untuk mencapai kebenaran tersebut diperlukan penghayatan cinta kasih terhadap Sang Pencipta. Dengan begitu, kita akan memahami hakikat kebenaran yang diturunkan melalui firmanNya melalui Rosulullah Muhammad Saw. Rosulullah Muhammad Saw. merupakan abdullah, hamba Allah yang secara fisikal memiliki kesamaan dengan manusia lainnya. Namun, Allah Swt. memberikan anugerah kepadanya untuk mengemban risalah kerosulan. Muhammad merupakan sosok yang memperkenalkan kita kepada Sang Penguasa Alam Semesta, Allah Swt. sebagai sumber

Estafet Monoteisme

Image
Dokumentasi Pribadi Monoteisme dapat dipahami secara umum sebagai ajaran agama yang memercayai Keesaan/Kemahatunggalan Tuhan. Sejarah mencatat, dalam kepercayaan agama-agama samawi (Yahudi, Nasrani dan Islam) telah berulang kali konsep monoteisme disalah pahami yang berujung pada lahirnya politeisme maupun henoteisme. Mu’arif mencoba untuk menjelaskan bagaimana monoteisme telah berkembang dan menjadi bagian dari kepercayaan agama-agama samawi. Ia berpendapat bahwa pemahaman kaum Muslimin-khususnya di Indonesia-terhadap latar belakang historis-kultural agama-agama samawi kurang. Sehingga, menganggap bahwa Islam lahir sebagai agama baru, tanpa ada kaitannya dengan agama samawi yang lainnya (Yahudi dan Nasrani). Padahal, ketiganya berkelit-kelindan dimana Yahudi yang dibawa Nabi Musa As. dilanjutkan estafet monoteismenya dalam Nasrani yang dibawa Nabi Isa As. kemudian berakhir dan disempurnakan di dalam Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Ketiga agama tersebut lahir dari