(Bijak)sana dalam Men(cinta)i
Sumber Gambar: Lapar Institute Manusia memiliki suatu ciri khas yang membedakannya dengan mahkluk lain. Ia memiliki kemampuan untuk memaksimalkan rasio yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan, berpikir. Dengan berpikir seyogianya manusia bisa menembus segala sekat-sekat dalam hidup, yang menghambat manusia untuk mengekspresikan sesuatu. Lantas timbul pertanyaan, apakah pikiran yang dihasilkan akan senantiasa memperlancar kehidupan manusia? Atau ia malah membelenggu manusia, membatasi ruang geraknya. Alih-alih membantu ia malah jadi benalu, bukannya menjadi solusi malah jadi polusi. Salah satu ekpresi dari manusia adalah ungkapan cinta. Dalam suatu posisi manusia pasti memiliki satu kereteg hate terhadap sesuatu, baik terhadap hal materiel maupun imateriel, terhadap sesama manusia maupun terhadap Tuhan. Kereteg hate tersebut merupakan suatu refleksi imateriel yang dialami manusia. Namun, tidak semata-mata ia muncul sebagai perasaan, tentunya ada hal yang menjadi sebab yang