Posts

Showing posts from January, 2018

We Love Stress - Pauline Leander

Image
Sumber gambar: Dok. Pribadi Gerbangdunia.zone.id - Hidup di perkantoran identik dengan profesionalisme, tindakan kerja, dan stagnasi kegiatan, singkatnya bosen. Namun, dibalik itu semua, arena kerja menjadi sebuah panggung drama bagi para pekerjanya, termasuk wanita karir didalamnya. Ya, kantor bukan saja menjadi arena penuh kebosanan, dibawah tekanan dan targetan, kantor menjadi tempat penguras emosi jiwa. Tetapi disana banyak kejadian-kejadian yang diluar dugaan. Buku We Love Stress memberikan kita perspektif yang berbeda dalam melihat dunia karja, khususnya diperkantoran. Terutama perspektif terhadap wanita yang berkarir disana.  Olla, sapaan akrab Pauline Leander mengemas kisah-kisahnya dengan gesit, dewasa, ringan dan penuh kelakar. Gelak tawa dan haru hadir silih berganti. Sekalipun kami mengalami banyak momen bersenang-senang bersama, sebenarnya tingkat stress yang kami alami do kantor luar biasa tinggi. Kalau diumpamakan jarum, pasti ujungnya s

Politik Etis : Celah Yang Dimanfaatkan Bangsa Indonesia

Image
Sumber gambar : wikimedia.org Pertama dan yang utama kita patut bersyukur Kepada Allah Subhanahuwata’ala, bahwa sampai saat ini bangsa Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi sebuah bangsa yang besar, tidak hanya besar dalam hal geografisnya, namun pemikiran-pemikiran masyarakatnya. Kebesaran bangsa tersebut tidak terlepas dari peran dunia pendidikan yang sejak zaman Belanda mulai membuka celah bagi kaum pribumi untuk duduk di bangku persekolahan. Adalah “Politik Etis” ( Etische Politiek ) yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial Belanda, atas desakan kaum terpelajar di Eropa kepada para penduduk jajahan. Dengan politik etis itu, rencana pendidikan modern (Belanda) mulai dirancang. Sebagaimana kita tahu bahwa pada masa pemerintahan kolonial Belanda, berlaku stratifikasi terhadap penduduk di tanah jajahan. Stratifikasi tersebut menentukan tinggi-rendah derajat masyarakat kala itu. Berturut-turut dari tingkatan atas hingga bawah ialah penduduk Eropa, lalu d

Indonesia Kita - Nurcholish Madjid

Image
Sumber gambar: Dok. Pribadi Gerbangdunia.zone.id - " samen bundeling van alle krachten van de natie ", "pengikatan bersama seluruh kekuatan bangsa" Itulah ungkapan Bung Karno sebagaimana yang dikutip oleh Nurcholish Madjid dalam bukunya ini. Cak Nur, sapaan akrabnya, dalam bukunya ini mencoba untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam rangka memahami tentang hakikat dan persoalan bangsa dan negara Republik Indonesia, sejak masa-masa lampau hingga masa sekarang. Cak Nur mengawali pembahasannya dengan mengajak pembacanya terbang ke masa lalu. Dimulai dengan pemaparan menganai etimologi "Indonesia", dan mengapa kata tersebut yang digunakan untuk sebuah negara bangsa ( nation-state ). Kemudian Cak Nur memberikan gambaran terkait kontribusi diberlakukannya "Politik Etis" ( Etische Politiek ) yang diterapkan Belanda di Indonesia. Sehingga, berkat pemberlakuan "Politik Etis" tersebut, lahir kaum-kaum intelektual ya

Masyumi : Pembaruan Islam dan Pergolakan Politik

Image
Sumber gambar : islamoderat.com Pembaharuan pemikiran-pemikiran Islam tidak terlepas dari peran angkatan Muda Muslim yang secara historis lahir dari keluarga-keluarga Masyumi. Pemikiran di kalangan keluarga Masyumi tidak terlepas dari adanya SICS ( Studenten Islam Studies Club ) yang merupakan anak organisasi dari JIB ( Jong Islamieten Bond ) yang mana kelak melahirkan banyak kelompok intelektual Masyumi. Masyumi sendiri merupakan singkatan dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia. Pada awalnya, Masyumi berdiri sebagai organisasi Islam pada tahun 1943 tepatnya   tanggal 24 oktober yang merupakan pengganti dari MIAI (Madjlisul Islamil A’laa Indonesia). Setelah proklamasi kemerdekaan Masyumi pun beranjak yang awalnya hanya sebuah organisasi menjadi sebuah partai politik. Kiprah Masyumi dalam Dunia Politik Dalam waktu yang relatif singkat, Masyumi menjadi primadona bagi masyarakat, khususnya masyarakat Islam yang memang merupakan kelompok mayoritas di Indonesia. Pada

Mengawal Dana Pendidikan Bersama Badan Pemeriksa Keuangan

Image
Sumber gambar: beritasatu.com Ketika manusia berada di Bumi, maka mereka membangun ciri. Ketika mereka membangun ciri maka lahirlah karakter kebudayaan. Ketika karakter kebudayaan itu hadir, maka itulah cikal bakal sebuah peradaban.  Sebuah peradaban akan terus tumbuh dan berkembang karena ada suatu proses yang dijalini oleh warga masyarakatnya. Proses tersebut yang semakin hari akan menambah daya intelektualnya atau pengetahuannya. Proses tersebut lazimnya disebut suatu proses pendidikan, karena dengan melakukan hal tersebut seseorang menjadi memiliki kelebihan dari sebelumnya. Jika kita melihat negara-negara maju saat ini, mereka tidak terlepas dari pendidikan. Karena pendidikan yang berkualitas akan berbanding lurus dengan kualitas negara tersebut, dan hasilnya mereka bisa maju dibandingkan negara lainnya. Indonesia sebagai suatu negara bangsa ( nation-state ) sudah seharusnya mengedepankan pendidikan sebagai tonggak kemajuan negara. karena dengan pendidikan suatu b

Merekatkan Keislaman dan Keindonesiaan melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Image
Sumber Gambar: sorotindonesia.com Secara empirik, masyarakat Indonesia adalah sebuah masyarakat yang majemuk ( plural society ). Masyarakat majemuk didefinisikan sebagai masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa membaur dalam satu unit politik yang tunggal. Indonesia bukan saja negara yang berada dalam pusaran multietnis (seperti Dayak, Bugis, Sunda, Jawa, Batak, dan seterusnya), tetapi juga menjadi medan pertarungan pengaruh multimental dan ideologi (seperti Hinduisme, Budhisme, Islam, kristen, Kapitalisme, Liberalisme, dan seterusnya). Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk itu, ada dua istilah yang penting dipahami yaitu kemajemukan (pluralitas) dan keanekaragaman (heterogenitas). Pluralitas sebagai kontraposisi dari singularitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan. Artinya dalam masyarakat Indonesia dapat dijumpai berbagai subkelompok masyarakat yang tidak bisa disatu kelompokan

Alam dan Manusia

Image
Sumber gambar : brilio.net Saat alam mulai memberi Manusia seolah tak tahu diri Ia terus menggali tanpa henti Setiap hal yang ia temui Kini alam tak bersahabat lagi Bukan salahnya hal itu terjadi Manusialah yang memberi solusi Untuk keluar mengedukasi Bencana hadir disana-sini Seakan-akan tak peduli Akan nasib manusia ini Yang gelagapan kesana-kemari Bukannya mengintropeksi diri Manusia justru memaki-maki Akan bencana yang menghanpiri Yang katanya tak manusiawi Manusia selalu saja tak tahu diri Dulu ia yang mengingnkan semua ini Sekarang seolah tak peduli Akan perbuatan yang ia geluti Kini mereka mencari-cari Silih berganti saling memaki Tanpa tahu tujuan pasti Akan nasib alam ini Semoga manusia sadar diri Akan perbuatannya ini Yang bukan hanya merugikan sendiri Tapi seluruh negeri ini

Pandangan Pertama

Image
Sumber gambar: publicdomaininvectors.org "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas" ~Mohammad Hatta Apa yang diungkapkan salah satu proklamator tersebut, bukan sesuatu yang sembarangan. Bagi Hatta, buku sudah menjadi darah dagingnya, bahkan saat dirinya diasingkan pun, buku adalah makanannya. Mengenai buku, saya mungkin salah satu orang yang tidak bersahabat dengan buku. Apakah kalian sering merasa malas membaca buku ? Sama, saya pun mengalami hal demikian. Sejak kecil,dalam keluarga bukan hanya saya sendiri tapi hampir seluruhnya tidak bersahabat dengan buku, selain buku tulis untuk sekolah, LKS dan beberapa buku paket sekolah, persis tidak ada buku-buku bacaan lain di dalam rumah itu. Saya dibesarkan di daerah Padalarang, bahkan sampai saat ini pun saya masih mengeram disitu. Persis lingkungan keseharian saya tidak  akan pernah jauh dari daerah itu, Padalarang. Adapun ketika keluar dari daerah itu, hanya liburan yang dilakukan s

Sekedar Pembuka

Image
Sumber gambar: dreamstime.com April 2012 merupakan awal bagi saya dalam bermain "blog" ini, taufan-sopian.blogspot.com adalah domain pertama bagi blog tersebut. Namun, karena kondisi saat itu masih "bocah", sehingga tidak banyak hal yang dibagikan, adapaun hal-hal yang dibagikan merupakan hal-hal receh dan mendapatkannya pun cukup dengan berselancar di mbah Google yang dibantu dengan Ctrl C dan Ctrl V. Jadilah, "blog" tersebut berisi hal-hal receh penuh dengan plagiarisme. Pertengahan tahun 2015, setelah sekian lama tidak pernah di jamah oleh sang pemiliknya, yaitu saya sendiri. taufan-sopian.blogspot.com pun berakhir dengan dihapusnya  "blog" tersebut dari dunia maya. Pertenganan April 2016, saya mencoba untuk kembali memulai dunia per"blog"an ini. dengan taufansopian.blogspot.com hanya mengurangi "-" dari domain sebelumnya, saya mencoba untuk mendekatkan diri kembali pada dunia ini. Ingin memperbaiki perilaku da