Salam Nikmat

Salam. Semoga Anda yang membaca ini sedang baik-baik saja. Tak kurang suatu apa.

Hadirin sekalian yang sedang menunggu ajal.

Sudah kah Anda-anda sekalian memahami bahwa dunia tidak seburuk yang Anda-anda kira. Begini maksudnya, bahwa dunia adalah tempat penyiksaan itu benar, tapi janganlah kita menutup mata–bagi yang punya–terhadap kenikmatan-kenikmatan yang dunia berikan. Misalnya, kenikmatan bagaimana aroma-aroma bangkai tikus yang isi perutnya berhamburan keluar, yang barangkali ajalnya terjadi tanpa unsur kesengajaan dari sang sopir truk. Bagaimana setiap kali kita berjalan menyusuri trotoar yang menyatu dengan jalan raya, kita menikmati saat-saat memalingkan wajah dan sesekali menutup kedua lubang hidung menggunakan kombinasi jari telunjuk dan jari tengah atau kombinasi jempol dan telunjuk. Itu bebas, tergantung selera. Dan, tahukan hadirin sekalian, bahwa selera tersebut merupakan kenikmatan lain yang kita peroleh.Tidak selamanya yang busuk berdampak buruk kepada manusia. Toh, kadang manusia yang dibekali akal pikiran, sebagai wakil Tuhan, yang hakikatnya bersih, suci nan baik. Dapat menghasilkan suatu hal yang buruk, bagi para penghuni bumi lainnya.

Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian yang semoga masih betah bernapas.

Tahukan Anda-anda sekalian, bahwa sebenarnya kenikmatan-kenikmatan tersebut lahir dari pengorbanan seekor kucing kampung yang kelayapan dari dapur ke dapur. Salah satu spesies kucing yang tahan banting, tahan hujan juga tahan panas. Mereka-mereka tersebutlah yang rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan manusia-manusia seperti kita. Salah satu mahkluk yang katanya dibekali akal pikir: rasional, logis, sistematis, berperasaan, dan embel-embel akal pikir lainnya. Karena mereka-mereka lah kita dapat bernapas dengan lega. Sebab, tanah-tanah masih menyediakan tempat bagi mereka untuk menggali barang beberapa senti dari permukaan untuk menyimpan kotorannya. Coba bayangkan saat itu terjadi, bukankah itu kenikmatan yang luput dari pandangan kita. Pandangan manusia kontemporer dengan seabrek perkakas diseluruh kehidupannya. Pernahkah, Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian mengucap salam dan terima kasih kepada mereka. Yang hidupnya dipersembahkan untuk jalannya manusia-manusia disekelilingnya. Jika Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian belum pernah melakukannnya, tak apa. Itu bukan kesalahan yang buruk, sebab Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian sudah lebih dulu membuat kesalahan yang jauh lebih buruk dari yang Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian bayangkan sebelumnya.

Hadirin sekalian, orang-orang yang hidupnya mengalami kebimbangan.

Tentu anda tidak mengerti sepenuhnya dengan kenikmatan yang saya maksudkan. Setidaknya, belum mengerti untuk saat ini. Tak apa, jangan khawatir. Setelah selesai dari sini, Anda-anda sekalian bisa pulang ke selokan masing-masing, kemudian membenamkan kepalanya ke air yang di dasarnya terlihat cacing keremi yang biasa dijadikan makanan cupang. Hadirin sekalian, orang-orang yang hidupnya mengalami kebimbangan, tak perlu risau bagaimana teknik mencelupkan kepala masing-masing ke dalam selokan. Sejak kecil, hadirin sekalian, orang-orang yang hidupnya mengalami kebimbangan, sudah diselimuti oleh cairan yang menjaga kalian agar tetap bertahan hidup. Dengan berbekal pengalaman tersebut, yang sampai saat ini masih melekat dalam sudut tersembunyi, yang gelap, dalam salah satu bagian otak. Entahlah, apakah bagian otak besar, kecil, depan, tengah atau belakang. lokasi tepatnya hanya hadirin sekalian, orang-orang yang hidupnya mengalami kebimbangan, yang mengetahuinya.

Sidang yang dihadiri oleh Anda-anda sekalian, yang hidupnya penuh misteri.

Begitu banyak masalah yang terjadi di dunia ini. Sejak manusia pertama katanya di usir dari surga firdaus, yang lokasinya berbeda-beda. Ada yang menganggapnya di langit, meskipun lokasi langit pun masih diperdebatkan. Ada yang menganggapnya masih berada di bumi yang benjol ini, hanya tanahnya bukan berada di Jawa. Ada yang sigap mengatakannya di Afrika, dengan awalan: Siap. Saat menjawabnya. Ada pula yang menganggapnya berada di kedalaman lautan, sebabnya adalah nenek moyang kita adalah mahkluk yang bernapas dengan insang. Tentu, klaim-klaim itu bisa Anda-anda pertahankan, bahkan dengan melibatkan senjata: bambu, tombak, pedang, parang, clurit, bahkan mesin-mesin bermesiu. Tapi, Anda-anda sekalian harus ingat, bahwa semua itu terjadi karena pohon bersedia menyerap nutrisi yang datang dari taik mahkluk-mahkluk bumi yang buang hajat sembarang tempat. Itu sebabnya, kenikmatan selanjutnya patut kita persembahkan kepada mereka yang senantiasa membuang hajatnya di sembarang tempat: di angkot, di kamar kos, di kelas saat jam pelajaran, di depan presiden, di depan moncong senjata, dan di manapun hasil hajat dapat ditemukan. Sidang yang dihadiri oleh Anda-anda sekalian, yang hidupnya penuh mister. Kini saatnya menjawab pertanyaan yang belum pernah di ajukan. Anda-anda sekalian tak perlu bingung, dengan wajah yang berubah seketika, seolah sedang beradegan. Anda-anda sekalian cukup memejamkan mata, kemudian remas kemaluan kalian. Bagi Anda-anda sekalian yang merasa kemaluannya adalah wajah, maka tutupi wajah tersebut dengan kedua tangan Anda. Jika Anda-anda sekalian merasa kepala adalah kemaluan, cukup posisikan tangan anda untuk menutupi sebagian kepala, dengan duduk dipojokan lantai, lutut menyentuh dada, lalu tangan posisikan di kepala. Atau apabila Anda-anda sekalian memiliki helm, meskipun tidak memiliki motot, simpan helm tersebut untuk menutupi kepala Anda. Jika yang menjadi kemaluan adalah tangan Anda, maka cukup benamkan keduanya di dalam larutan kuah soto. Anda bebas menggunakan jenis soto apapun, lagi-lagi kebebasan sebagai kenikmatan, selama kuahnya bisa menutupi seluruh tangan kalian. Jika Anda-anda sekalian ingin paripurna. Maka apapun kemaluan yang melekat dalam diri anda, maka berusahalah untuk sekedar menutupi, membenamkan, menyamarkan keberadaaannya, dan beragam usaha lainnya agar kemaluan tidak menunjukan keberadaannya. Jika kalian paripurna plus merdeka, menghilangkannya dengan cara memisahkannya dari bagian tubuh yang lain, itu lebih baik. Dan jempol akan teracung kepada Anda-anda sekalian.

Anda-anda sekalian yang saat ini mungkin dililit utang.

Pertama yang perlu anda lakukan adalah melepars lilitan utang itu terlebih dahulu. Sebab, Anda-anda sekalian pasti tidak leluasa bergerak. Entah utang itu melilit leher, wajah, kepala, kaki, tangan, zakar, atau kemaluan masing-masing. Maka, lepaskanlah! Seperti Geisha yang mencoba melepaksan “ikatanku”. Kedua, setelah lipatan itu berhasil dilepaskan, tugas Anda-anda sekalian adalah menjunjung tinggi cita-cita utang tersebut. Karena hakikatnya, setiap utang yang melilit disebabkan oleh tujuan yang ingin dicapai oleh si utang. Maka, Anda-anda sekalian yang melepaskannya berkewajiban untuk menuntaskan tujuannya. Lagi-lagi pilihan bebas kembali Anda terima. Sebab, Anda-anda sekalian bebas menggunakan beragam cara untuk mencapai tujuan si utang. Begitu kira-kira petuah tentang utang ini.

Hadirin sekalian yang sedang menunggu ajal. Bapak, Ibu, Saudara, Saudari sekalian yang semoga masih betah bernapas. Hadirin sekalian, orang-orang yang hidupnya mengalami kebimbangan. Sidang yang dihadiri oleh Anda-anda sekalian, yang hidupnya penuh misteri. Anda-anda sekalian yang saat ini mungkin dililit utang.

Kini tiba saatnya kepada saat yang berbahagia. Dengan Selamet kita tembus jalan yang penuh dengan kendaraan-kendaraan para pemudik. Di jalur pantura maupun selatan. Dengan kelihaian sopir, bahu jalan di arah yang berlawanan bisa dimanfaatkan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Karena hanya dengan begitu, kucing kampung yang mengabdikan dirinya agar manusia tetap bernapas, tikus yang merelakan tubuhnya terlindas ban truk, mahkluk-mahkluk yang buang hajat sembarangan. Akan merasa hidupnya memiliki makna yang jelas. 

Salam.




PDL, 12 Juni 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali