Menjadi Pribadi Yang Bersahaja Saat Jadi Bahan Gunjingan Kolega Guru ASN

Masihkah Anda akan datang ke sekolah di pagi hari dengan pakaian yang menyerupai para Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya untuk berbaris di depan gerbang menunggu siswa datang menghampiri tangan Anda?

Atau hanya untuk sekedar duduk di pos satpam dan sesekali membakar tembakau yang telah Anda siapkan dari rumah. Yang digulung menggunakan kertas papier dan ujungnya direkatkan menggunakan air liur. Sebelum kembali bergegas menuju kelas yang nama Anda tertera di jadwalnya.

Bisa juga bercengkerama di salah satu ruangan, di pojok sekolah, yang biasa menjadi tempat ‘berkeluh-kesah’ para siswa, juga orang tua yang secara mandiri datang maupun karena surat yang di antar burung merpati ke rumahnya. Tenang, disitu pun Anda masih bisa membakar tembakau yang anda bawa.

Jika kegiatan-kegiatan tersebut bosan Anda lakukan. Anda bisa datang hanya pada saat Anda akan memasuki kelas. Lantas keluar lagi setelah jam pelajaran selesai. Anda bebas melakukan apa saja di luar jam mengajar. Bisa pergi ke rumah bordil. Atau pergi menghadiri kompetisi balap merpati. Atau pergi ke tempat sabung ayam. Atau kembali ke rumah untuk melanjutkan menirukan suara uikan babi.

Namun, dari semua kegiatan yang bisa Anda akali untuk hadir. Terdapat satu kegiatan yang tidak memerlukan kehadiran Anda di lokasi kejadian. Sebab, mau Anda hadir atau tidak, kegiatan itu akan terus berlangsung. Dengan susunan acara yang spontan dibuat, dengan narasumber dan peserta yang silih berganti.

Jangan heran apabila suatu waktu nama Anda akan berseliweran dari mulut-mulut para guru yang setiap bulan menerima uang dari hasil pajak. Yang diambil secara paksa dari kantong-kantong rakyat. Jangan khawatir. Jika hal itu terjadi, percayalah, nama Anda menjadi harum seharum-harumnya. Mungkin setara dengan aroma bunga-bunga yang oleh Kuntowijoyo dilarang untuk mencintainya. Atau aroma-aroma bunga yang sudah berubah bentuk menjadi parfum. Yang oleh Dee Lestari berhasil ditangkap menjadi sebuah karya fiksi berjudul Aroma Karsa. Atau bisa juga aroma-aroma yang menyeruak dari tempat pembuangan akhir. Yang kian hari kian menggunung. Berbanding terbalik dengan gunung yang kian hari kian mengerucut kebawah. Seperti yang terjadi di daerah koloni papua. Yang sampai saat ini masih dijajah oleh Negara Kolonial Republik Indonesia (NKRI).

Rekan-rekan sekalian yang dalam pikirannya ingin meruntuhkan negara.

Ingatkah setiap pagi Anda menatap cermin, dan menatap dengan penuh kebanggaan terhadap baju dinas yang Anda beli dan/atau buat sendiri. Di los yang menyediakan pakaian yang mirip ASN. Atau pun membeli kainnya, lantas membawanya ke penjahit di sekitar rumah Anda.

Anda bisa melakukannya sendiri. Bisa juga berserikat bersama rekan-rekan senasib sepersusuan untuk membeli dan/atau membuatnya dalam jumlah tertentu. Bahkan, bisa jadi bukan hanya pakaian yang menyerupai seragam ASN. Pakaian batik pun, Anda akan buat sebagai ciri dari serikat para guru yang menjadi objek gunjingan para ‘senior’nya.

Disamping itu, ada satu hal yang bisa Anda lakukan agar martabat Anda menjadi tidak penting dimata Para Pencari Tuhan, yang setiap bulan puasa biasanya menjadi tontonan sahur beberapa tahun kebelakang. Ialah melakukan terobosan-terobosan terhadap keramaian di pasar, objek wisata, tempat ibadah, dan titik-titik keramaian dimanapun itu berada. Dengan menerobos keramaian tersebut, setidaknya Anda menjadi pribadi yang berupaya membuka jalan bagi phak lain. Siapa tau, diantara para pengunjung terdapat rombongan semut yang membutuhkan pengawalan untuk membuka jalan yang akan dilalui oleh rombongan semut yang dipimpin oleh Sang Ratu Kidul. Atau bisa saja di dalam keramaian itu terdapat seorang anak buah Bos Saep yang sedang menjalankan KKN (Kuliah kerja Nyopet). Dengan Anda membantu membuka jalur bagi mereka yang sedang melaksanakan KKN, maka kucuran pahala siap-siap memenuhi wadah yang telah Anda siapkan.

Rekan-rekan sekalian yang setiap hari harus kasbon ke warung tetangga.

Bagaimana kiranya jika apa yang dibicarakan kolega di sekolah terhadap diri Anda merupakan suatu jalan Suluk. Suatu jalan yang akan membawa Anda kepada gorong-gorong yang berisi sisa-sisa kotoran manusia. Kotoran yang tidak terbawa arus air yang tidak begitu deras. Yang setiap air lewat akan di olok-olok oleh gerombolan kotoran manusia. Hingga air itupun merasa insecure, dan tidak mau mengalir ke gorong-gorong seperti itu lagi.

Apa yang telah Anda-anda sekalian lakukan dalam rangka meningkatkan kebodohan generasi muda sungguh patut untuk diberi apresiasi serendah-rendahnya dalam tempo yang selama-lamanya. Sebab, jika bukan Anda-anda sekalian yang menjalankan misi mulia tersebut, siapa lagi yang bersedia melakukannya? Apakah harus memanggil JFK? Tentu saja tidak. Jika dipanggil, ada dua kemungkinan. Pertama, bangkitnya JFK menjadi suatu hal yang lumrah bagi manusia-manusia yang melihat kebangkitannya. Atau, kedua. Kebangkitan itu akan menimbulkan huru-hara di masyarakat. Dan beberapa akan menjadi pelopor dalam merintis suatu padepokan kebatinan yang menganggak JFK sebagai Sang Mesiah.

Dalam menghadapi kebangkitan-kebangkitan yang secara sengaja dibuat oleh negara untuk menutup isu lain yang santer terdengar. Kiranya dapat dipikirkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di negeri ini adalah karena kehendak dalang yang sedang buang hajat di selokan. Di antara bebatuan besar, dengan sebagian pantatnya tenggelam ke dalam air selokan. Yang menjalarkan rasa dingin yang tidak akan pernah ditemui dalam air bak.

Menjadi ruwet, ruwet, dan ruwet apabila segala sesuatu diberikan kepada yang ahli. Sebab, dengan keahliannya itu, mereka, Sang Ahli, akan memanfaatkan posisinya untuk menyususn apa yang Ia inginkan. Beda halnya jika segala sesuatu diberikan kepada yang bukan ahlinya. Maka, sudah dipastikan keruwetan yang diprediksi tidak akan pernah terjadi. 

Rekan-rekan sekalian yang masih mengharapkan menjadi ASN.

Sebelum Anda memutuskan untuk mengabdikan jiwa dan raga Anda kepada negera. Perlu diketahui terlebih dahulu, beberapa Kiat Sukses Hancur Lebur. Pertama, Anda harus takwa kepada uang-uang yang akan Anda terima setiap bulan. Kedua, Anda harus cinta alam gaib dan alam dunia sebagaimana mestinya. Ketiga, Anda harus patuh dan tidak suka bermusyawarah. Keempat, Anda harus menjadi pembangkan yang sopan dan bersahaja. Kelima, Anda harus rela membunuh dan tabah. Keenam, Anda harus rajin bermalas-malasan. Ketujuh, Anda harus hemat, cermat dalam membuat dan mengedarkan sabu. Kedelapan, Anda harus disiplin, berani dan mendua. Kesembilan, Anda harus bertanggung jawab dan tidak dapat dipercaya. Kesepuluh, Anda harus kotor dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Kini, pilihan ada di kaki Anda masing-masing. Semoga, sekelumit pengkaburan yang tidak jelas dijelaskan itu tidak membantu Anda dalam mencapai tujuan yang Anda inginkan. Semuanya kembali kepada rumput yang bergoyang

Salam.




15 Juni 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali