Apa Jadinya?

/1/
Apa jadinya saat seseorang memutuskan untuk berubah menjadi kura-kura? Yang berjalan sangat sabar dan penuh kehati-hatian. Yang berusaha untuk tetap berjuang melangkahkan kaki-kakinya yang mungil menggapai garis finish. Yang senantiasa bersyukur atas apa yang ia miliki untuk digunakan dalam menopang kehidupannya.

Kura-kura yang bersahaja. Yang dengan susah payah, di bawah terik matahari, tetap berjuang membawa tempurung yang melekat di punggungnya. Yang bisa menyusahkan namun sekaligus menjadi pelindung baginya. Pelindung dari para predator. Pelindung dari terpaan angin dan air hujan. Pelindung dari sengatan matahari. Setidaknya, hal itu bisa membuatnya untuk mengesampingkan beberapa elemen. Dan akan menghemat pengeluaran.

Kebutuhan akan sunblock misalnya, dapat dikesampingkan. Sebab, ia memiliki tempurung yang sebagian besar menutupi tubuhnya. Kebutuhan membeli beragam minuman penangkal angin yang masuk ke dalam tubuh pun akan berkurang. Karena tempurung yang ada memiliki fungsi perlindungan terhadap tubuh dari terpaan angin. 

Apabila Kura-Kura Berjanggut menjadi salah satu dari daftar cerita babon. Maka, apa yang patut di lekatkan kepada manusia yang merubah dirinya menjadi seekor kura-kura? Bisa jadi ia tidak hanya berjanggut, tetapi ia juga memiliki kumis dan jambang. Seperti para pemain sepakbola dan bola basket yang kini ramai memilikinya.

Tapi, apakah kura-kura ini bisa mengimbangi permainan sepakbola dan bola basket yang butuh kecepatan, kelincahan dan keterampilan dalam mengolah si kulit bundar. Mengingat, untuk olahraga lari saja ia masih kepayahan menggapainya. Mungkin, kesabaran, keuletan, dan tekad kuat yang dimilikinya bisa menjadi daya dorong bagi kura-kura itu untuk melakukan beragam jenis olahraga. Yang nampak musykil untuk dilakukan seekor kura-kura..Termasuk sepakbola dan bola basket.

/2/
Syahdan, apa jadinya bila seekor kura-kura memutuskan untuk merubah dirinya menjadi sebatang pohon? Yang tumbuh di suatu tanah lapang. Di antara rerumputan yang bergoyang dalam lantunan ayat-ayat suci. Pohon itu tumbuh jauh dari kelompok pohon-pohon yang memiliki agama. Seperti Agama Apa yang Pantas bagi Pohon-Pohon? Yang menjadi kitab suci dari barisan pohon yang berkelompok tersebut.

Atau bisa juga pohon itu tumbuh di sebuah gugusan bukit batu yang melapang ke selatan. Seperti menundukan kegagahan bukit batu yang biasa di panjat oleh para pemanjat kotor maupun pemanjat bersih. Kepada sang empunya kuasa atas samudra selatan. Pohon itu bisa tumbuh di atas bukit yang nantinya menjadi tempat istirahat bagi Sandi Yuda maupun Parang Jati setelah mereka berhasil melakukan pemanjatan bersih. Dengan kedua jari hu yang melekat di kedua tangan Parang Jati. Atau dorongan Sebul yang mengamati di salah satu sudut yang bisa diketahui oleh Sandi Yuda.

Bisa juga pohon itu tumbuh di kawasan tiga belas mata air yang menjadi sumber kehidupan. Ia boleh memilih di mata air nomor berapa ia akan tumbuh. Yang pasti pohon itu akan tumbuh seiring sejalan bersama Bilangan Fu yang senantiasa melintas dalam jalan pikiran yang rebah.

Pada akhirnya, ketika pohon itu tumbuh menjadi pohon yang bisa mendatangkan beragam penganan yang ditempatkan disekitar kakinya. Pohon itu akan senantiasa menunggu sang penguasa samudera selatan datang kepadanya dengan membawa Sawerigading Datang Dari Laut. Bila itu terjadi, pohon yang tumbuh seorang diri itu tidak akan kesepian kembali. Sebab, Weri–sapaan akrab Sawerigading–datang bersama cerita-cerita lainnya yang dihimpun menjadi suatu naskah yang memakai namanya sebagai titel.

/3/
Di sisi lain, terdapat sebatang pohon yang menginginkan dirinya untuk berubah menjadi seekor musang. Belum jelas apa maksudnya. Sebab, keinginannya itu seperti sebuah muslihat untuk mendapatkan emas yang terkandung di dalam sayap Bidadari yang Mengembara. Boleh jadi keinginannya tersebut menjadi sebuah Muslihat Musang Emas. Yang singgah di sebuah rumah kopi yang di depannya terdapat seekor singa yang tertawa. Sebuah Rumah Kopi Singa Tertawa. 

Rumah yang dimaksud nampaknya berada di bilangan Kekhalifahan Depok Raya. Yang setiap paginya selalu menyediakaan secangkir kopi panas beserta Banana yang diselimuti tepung krispi kecoklatan. Yang disantap saat proses Penerbit-an matahari mulai berjalan. Proses yang dimaksud menjadi suatu Kiat Sukses Hancur Lebur. 

Syahdan, apa jadinya bila hal-hal demikian terjadi atas kehendak Tuhan? Seolah Tuhan dan Hal-Hal yang Tak Selesai menjadi dua hal yang berihwal. Seperti seorang laki-laki yang Dilarang Mencintai Bunga-Bunga, padahal Impian Amerika-nya mengatakan bahwa ia harus Khotbah di Atas Bukit. Atau bergegas pegi ke Pasar untuk membeli Sepotong Senja untuk Pacarku.

Untungnya hal itu bukan terjadi pada Orang-Orang Bloomington. Melainkan terjadi di dalam Dunia Sukab. Yang bisa berubah menyesuaikan kehendak si empunya maksud. Entah itu untuk melaksanakan suatu Proyek Maut atau hanya sekedar menikmati Jazz, Parfum, dan Insiden. Di sebuah Senja di Jakarta dan dikelilingi Harimau! Harimau! yang merupakan piaraan si Lelaki Harimau.

/4/
Dengan begitu, dapat kita lihat apa jadinya jika Rafilus berkata: Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan? Padahal, nyatanya ia adalah seorang Sunan Ngeloco. Yang setiap hari, locoannya menebarkan beragam jenis awal kehidupan baru. Seperti seorang Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi.

Tak ayal jika pada suatu hari ia menemukan Malaikat Jatuh dan Cerita-Cerita Lainnya di sebuah Petang Panjang di Central Park. Lantas bertemu dengan seorang Putri Cina dan berkata: 86 boss! Dengan sikap hormat ala-ala serdadu kepada atasannya. Lantas ia mengeluarkan Bakat Mengonggong-nya kepada semua tamu yang hadir.

Dikejauhan terdengar Lengking Burung Kasuari. Suaranya begitu nyaring, meskipun tidak ada jala yang menjeratnya. Tak hanya satu, di sisi lainnya Kambing dan Hujan seolah mengimbangi lengkingan itu. Mereka bergerombol di rimbunan pohon, bersama seorang anak yang nampaknya menjadi penggembala mereka.

Penggembala itu tampak seperti Anak Rantau. Yang telah mengarungi Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, dan Rantau 1 Muara. Hal itu terlihat dari baju yang ia kenakan. Sebuah kaos oblong dengan tulisan: Memang Jodoh.

Lantas, apa jadinya semua ini?



21 Juni 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali