Al-Zaytun The Untold Stories

Identitas buku
Judul: Al-Zaytun The Untold Stories
Penulis: Tim Peneliti INSEP
Penerbit: Kerjasama Pustaka Alvabeta & LaKIP
Cetakan: Pertama, September 2011
Tebal: xxviii+238 halaman
ISBN: 978-602-9193-09-1

Sinopsis buku
Sejak berdiri pada 1999, Ma’had Al-Zaytun tiada henti menuai kontroversi. Pesantren modern di pelosok desa di Indramayu, Jawa Barat, ini disebut-sebut terkait gerakan Negara Islam indonesia (NII) yang diproklamasikan SM Kartosoewiryo pada 1949. Pemimpin Ma’had Al-Zaytun, Syekh AS Panji Gumilang, konon adalah Imam NII KW9, begitu pula para pengurus pesantren, tak lain adalah para pejabat dan aparat NII. Tak hanya itu, dana pembangunan dan operasional pesantren ini diduga pula mengalir dari kantong jamaah NII. Dana tersebut dimobilisasi secara ofensif melalui berbagai kewajiban zakat, infak dan sedekah dalam beragam jenis, yang dilegitimasi dengan doktrin keagamaan menurut tafsiran NII.

Sebagian kalangan melancarkan tuduhan dan hujatan, menyebut NII KW9 dan Ma’had AL-Zaytun sebagai gerakan makar dan sesat. Sebagian kalangan lainnya justru kagum terhadap pesantren terbesar dan termegah di Asia Tenggara itu. Seperti apakah cerita sebenarnya perihal pesantren ini

Al-Zaytun: The Untold Stories adalah buku yang ditulis berdasarkan riset investigasi terhadap pesantren paling kontroversial di Indonesia. Dengan pendekatan yang jernih dan kritis, buku ini mengurai secara detail sejarah berdiri dan perkembangan Ma’had Al-Zaytun. Buku ini juga mengungkap misteri kunci yang selama ini diributkan banyak kalangan tentang tokoh, doktrin dan ajaran keagamaan, serta sumber pendanaan pesantren tersebut.

Ulasan buku
Mungkin, buku ini mirip seperti karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan kerangka teori dan metodologi ilmiah yang benar. Buku ini merupakan buah dari hasil penelitian yang telah dilakukan tim INSEP (Indonesian Institute for Society Empowerment). Penelitian yang mengambil Ma’had AL-Zaytun sebagai objek kajiannya bukan hanya ini semata-mata. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan objek yang sama yang dilakukan oleh Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama tahun 2002. Juga penelitian lainnya dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan hasilnya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan historis, finansial dan kepemimpinan antara Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9 dengan Ma’had Al-Zaytun, juga ditemukan penyimpangan dalam ajaran Islam.

Sebagaimana karya tulis ilmiah lainnya di dalam dunia akademis. Baik itu skripsi, tesis maupun disestasi, maka diawali dengan pendahuluan pada bagian awalnya. Karena buku ini pun hadir berdasarkan hasil penelitian maka pembahasan awal merupakan pendahuluan berupa latar belakang mengapa penelitian perlu dilakukan, kerangka teori yang dipakai, ruang lingkup dan batasan penelitian serta metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian.

Pembahasan selanjutnya ialah mengenai sejarah dan perkembangan Ma’had Al-Zaytun itu sendiri. Dimulai dari diskusi-diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berafiliasi dengan AS Panji Gumilang lahirlah dikemudian hari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) tahun 1993 yang nantinya akan memformulasikan suatu sistem pendidikan yang akan ditempuh oleh Yayasan tersebut. Sampai akhirnya pada tahun 1999, secara resmi didirikan Ma’had Al-Zaytun yang pada pada waktu itu diresmikan secara langsung oleh Presiden B.J Habibie.

Pembahasan mengenai sejarah dan perkembangan Ma’had Al-Zaytun tentunya tidak akan terlepas dengan pembahasan NII. Hal tersebut semakin jelas terlihat dalam pembahasan mengenai doktrin dan ajaran Ma’had Al-Zaytun serta sistem pendanannya.

Pembahasan inti dari hasil penelitian ini dibahas dalam bab vi tentang Ma’had Al-Zaytun: Metamorfosis sebuah gerakan keagamaan. Disini Ma’had Al-Zaytun erat kaitannya sebagai penerus dari Institut Suffah DI/TII yang merupakan lembaga yang dikhususkan untuk mencetak para mujahid-mujahid Islam. Selain itu tinjauan akan masa depan Ma’had Al-Zaytun dikemukakan tim peneliti dibagian ini.

Selayaknya karya tulis ilmiah lainnya, selain pendahuluan, dan pembahasan, tentunya ada kesimpulan sebagai hasil dari penelitian tersebut yang dapat digunakan oleh pihak lain yang membutuhkannya. Bagian terakhir dari buku ini memuat hal tersebut, yakni suatu kesimpulan dan rekomendasi dari peneliti terkait Ma’had Al-Zaytun itu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali