Cerita Saat Hujan Turun

Musim penghujan masih berlangsung, siang ini hujan mengguyur cukup awet, rintiknya masih turun sampai larut malam, walau intensitasnya sudah mereda.

Sore itu aku memutuskan untuj tetap berangkat, hujan diluar sudah tak bisa ditunggu keredaannya lebih lama lagi, aku harus tepat waktu menuju lokasi, lokasi yang akan mempertemukan kami.

Dengan mobil oranye aku pergi, di dalam sudah ada tiga penumpang yang lebih dulu naik, aku penumpang keempat yg ada disitu, dengan hujan yang masih turun cukup jelas

Penumpang pertama seorang tua renta turun dipertigaan dekat underpass, awal tahun ini tempat itu sempat ramai dibicarakan, karena banjir yang terjadi cukup tinggi akibat proyek angkutan masal, hal itu menjadi pemicu makian seorang pejabat yang berkuasa didaerah itu.

Mobil yang kunaiki melaju kembali, melewati tempat biasa aku mengolah tubuh, melewati kawasan pergudangan, sampai lampu merah antara jalan arteri dan akses menuju jalan ebas hambatan.

Selepas lampu merah pengemudi berhenti sejenak, barangkali ada penumpang bus yang turun ingin menaiki mobil ini, tak lama seorang lelaki sekitar tiga puluh tahunan naik, mobil pun melaju kembali.

Penumpang yang selanjutnya turun adalah seorang siswi smp, sebelum aku naik ia sudah ada dimobil ini, sekarang aku belum turun tapi ia mendahuluiku, selepas turun kulihat ia menaiki ojek untuk menuju rumahnya.

Dipertigaan arah batuderet lelaki yang naik selepas lampu merah turun, kini penumpang yg lebih baru naik mendahuluiku dalam turun, namun tak lama seorang lelaki berisi kembali menaiki mobil ini, sekarang isi mobil berenpat bersma sang pengemudi.

Tujuan pertamaku semakin dekat, menjelang tenpat perhentian aku tengokan kepala ku untuk sebelum aku meminta pengemudi untuk menepi, rupanya seorang ibu yang sejak aku naik sudah ada dimobil hendak turun juga, kami pun meminta pengemudi turun dengan berbicara di waktu bersamaan.

Dari lima ribu yang aku berikan tersisa seribu sebagai kembalian, tadinya aku hendak memberinya tiga ribu, namun itu kuurungkan dan lima ribulah yang kusodorkan, dan rupanya lebih mahal dari yang aku kira.

Karena hujan masih turun, aku bergegas mencari tempat untuk berteduh, ditempat jualan yang nampaknya sedang tutup aku menepi, sembari menunggu seseorang yang sudah berjanji untuk bertemu.

Hampir satu jam aku menunggu, bukan hanya menunggu orang tersebut tapi karena hujan masoh cukup deras, dan melalui pesan singkat disebuah media daring kita tetap berkomunikasi, bukan aku diam lama karena dikacangin.

Akhirnya kita memutuskan untuk pergi, walaupun hujan masih turun namun nampaknya sedikit reda, terbukti dari jaket yang kupakai sedikit terbasahi air hujan, yang jatuh dari salah satu awan diangkasa.

Beberapa saat kemudian kami tiba di sebuah tempat makan, menu utamanya adalah sate, tapi bukan sate bumbu kacang, namun bumbu sambal.

Kami memesan lima belas tusuk sate ayam, beserta sepuluh tusuk sate cumi, tak lupa air mineral satu botol, itu semua kami makam ditempat tersebut.

Cukup lama kami ditempat itu, walaupun sate yang kami makan cepat dalam waktu yang relatif singkay, namun karena hujan juga kami memutuskan untuk tetap berada disitu, sebelum akhirnya menuju tempat berikutnya.

Sekitar pukul tujuh kita berpindah ketempat berikutnya, masih merupakan tempat makan, kini menu utamanya adalah mie dari jepang, mie yangmenjadi kesukaan dari tokoh kartun jepang.

Biasanya aku menambah sambal saat makan mie ini, namun kali ini tidak mengingat sedang menjalani program, mie yang cukup enak seperti biasanya, dan seperti biasa juga aku menjadi relawan untuk menghabiskan mie di mangkok satunya.

Sekitar jam delapan lebih kita memutuskan pulang, ohya sejak tujuan pertama aku turun dari mobil, lalu dilanjutkan dengan motor, dan sekarang aku pulang dengan motor sampai masjid didepan komplek rumah.

Karena yang punya motor hendak melanjutkan kemvali kerumahnya, akupun berjalan kaki kerumah yang tak jauh, dan langsung ke kamar mandi, diakibatkan perut yang cukup beda rasanya dari biasanya.



PDL, 15 Februari 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali