Hadji di Pegunungan Kaukasus

Dokumentasi Pribadi

Setelah membaca kisah ini aku tidak begitu antusias. Hal itu tidak lepas dari struktur terjemahan yang dirasa tidak pas saat dibaca. Entah memang karena begitu dari bahasa aslinya, atau memang karena kesalahan redaksi dari penerbit.

Buku ini pertama terbit secara sembunyi-sembunyi dalam bahasa Rusia. Sedangkan untuk versi Indonesianya sendiri diterjemahkan dari Bahasa Inggris. Jadi bisa dikatakan terjemahan ini melewati dua proses penerjemahan, dan biasanya menimbulkan bias dalam pemilihan diksi.

Secara umum kisah dalam novel ini cukup bisa dipahami. Bagaimana Hadji Murat sebagai tokoh utama disini dikisahkan sebagai tokoh perang yang mahsyur. Namun, saat membacanya aku merasa Hadji Murat ini tidak semahsyur yang digembor-gemborkan di sinopsis maupun pengantar buku. Perannya sedikit teralihkan okeh beberapa tokoh lain, baik dari orang-orang Rusia maupun orang-orang Pegunungan. 

Ditambah nama-nama yang disematkan-khususnya nama Rusia-membuatku sedikit terhambat dalam proses membaca. Jika diibaratkan aliran air. Maka saat aku membaca, di sepanjang aliran air tersebut terdapat batu-batu besar sehingga air terbentur-bentur. Beda halnya jika aliran tersebut tidak ada hambatan di depannya, maka akan senantiasa damai dan tidak menimbulkan beriak. Membaca ini, aku sedikit tersendat, terutama saat membaca nama-nama Tokoh orang Rusia.

Hambatan lainnya dapat ditemukan saat membaca, dimana kita kadang disulitkan untuk membedakan DAN & DARI. Ya, kata DAN & DARI disini sering belibet penggunaannya. Sekali lagi entah ini karena begitu adanya diksi dari bahasa aslinya, atau karena redaksi yang kurang cermat. Tapi, aku sendiri berburuk sangka bahwa redaksi yang tidak cermat dalam proses penerjemahan. Hal itu diperkuat karena dibeberapa tempat ditemukan beberapa kesalahan penulisan diksi, typo. 

Walaupun minim kesalahan typo tersebut dari keseluruhan teks namun dari situ bisa terlihat bagaimana konsistensi struktur penerjemahan yang ditulis. Bukan sosoan belaga kengerti kaidah bahasa. Tapi, sebagai pembaca hal-hal tersebut kadang mengganggu proses pembacaan. 

Baiklah, dari segi struktur penulisan mungkin sekian yang aku "kritisi". Lantas bagaimana dengan isi dari kisah tersebut? Apakah perlu aku ceritakan semuanya? Tentu saja, jawabannya tidak. Karena kalau mau cerita semuanya, ya tinggal baca bukunya saja. Jangan baca ini.

Karena aku menulis ini sesaat setelah membaca bukunya, selama dua hari berturut-turut. Aku akan meringkasnya begini. Seingat yang aku ingat saja.

Ada tiga pihak sebenarnya yang secara langsung menjadi pondasi dari kisah ini. Pertama, Hadji Murat sendiri bersama pengikutnya dan keluarganya. Kedua, Shamil sebagai Imam dimana Hadji Murat pernah tinggal dan "mengabdi". Ketiga, Rusia dengan nama-nama yang menghambat untuk diucapkan. Walaupun ada musuh lain yang se " Iman", katakanlah seperti itu. Tapi itu hanya minoritas dari gambaran umum cerita tersebut.

Shamil sempat berkawan dengan Hadji Murat. Lantas perkawanan berubah kenjadi permusuhan. Lantas menimbulkan Shamil VS Hadji Murat. Disisi lain Hadji Murat membenci pihak Rusia. Sehingga bisa dikatakan Hadji Murat VS Rusia. Namun, disamping itu Shamil pun bersebrangan dengan Rusia, maka Shamil VS Rusia pun ada.

Suatu waktu Hadji Murat menyerahkan dirinya ke Rusia dengan harapan ia bisa membantu keluarganya dari tawanan Shamil. Tapi apakah Hadji Murat berhasil dengan cara tersebut? Ataukah justru ia akan mengakhiri kisahnya, dan membiarkan jiwanya kembali kepada si Empunya? Jika penasaran mending baca aja deh bukunya. 

Seperti biasa disclaimer diakhir. Jika anda mengharapkan sebuah ulasan yang sesuai kaidah penulisan resensi menurut pelajaran Bahasa Indonesia maupun kaidah yang ditemukan di gugel. Maka, ini tempat yang salah bagi anda. Silahkan mengunjungi tulisan yang baik dan benar. Karena ini hanya terlihat seperti Sampah Digital. Sekian. Terimakasih.



PDL, 24 Februari 2020 Pukul 01.13 WIB

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali