Pemaknaan Hidup

Dokumentasi Pribadi

Aku cukup kaget setelah membaca ini. Walaupun anak judul sudah men-disclaimer bahwa ini kisah tentang kehidupan, tapi aku tak menyangka bahwa berakhir seperti ini. Jostein Gaarder tentunya sudah termahsyur sebagai penulis dengan tema-tema filosofis dalam novelnya. Entah yang secara langsung membahas Filsafat itu sendiri-Dunia Sophie-misalnya. Maupun kisah tentang makna filosofis dari setiap aspek.
Kali ini The Orange Girl mengisahkan cerita kehidupan di alam semesta melalui keluarga kecil. Jan Olav, George Roed dan tentunya Si Gadis Jeruk mendapat porsi yang lebih banyaj dalam kisah. Walaupun disana hadir Jorgen, Miriam, kakek dan nenek juga.

Kisah tersebut relate dengan pengalaman yang pernah melewati diriku. Suatu ketika aku mencoba untuk mendalami dunia Tashawuf itupun setelah bertemu terlebih dahulu dengan dunia Filsafat, semacam proses menemukan kembali hakikat kehiduoan sebenarnya melalui titik awal konsep kehidupan itu sendiri. Kira-kira begitulah aku mengartikannya. Pencarian ihwal hakikat Jiwa, Ruh, dan Raga. Bagaimana mekanisme itu berlangsung, bagaimana tugas masing-masing individu diciptakan, dan lain sebagainya.

Kala itu aku termasuk orang yang sukit untuk memahami tersebut, dengan literasi Al-Quran yang minim, hanya dengan niat 'pengin coba' saja aku mulai mempelajarinya. Ternyata tidak mudah menyelaminya. Lantas kegiatan itu kutinggalkan dan aku sibuk hanya untuk membaca teks-teks-walaupun belum tentu mengerti-yang beraroma fiilsafat.

Ketertarikanku pada cerita, baik dalam bentuk cerita pendek maupun cerita yang dipanjangkan(novel) membawaku membaca karya-karya Jostein Gaarder. The Orange Girl menjadi karya ketujuh yang kubaca.

Membacanya mengingatkanku pada pencarian yang pernah aku lakukan sebelumnya. Walaupun tidak bisa disamakan secara konseptualnya bagaimana. Namun, aku terbayang 'yang dulu dimaksud saat kajan seperti ini'. Bagaimana perjanjian awal yang sudah dilakukan jiwa, lantas membumi dan dianugerahi free will untuk menentukan bagaimana dia akan kembali. Konsep kehidupan setelah kematian yang diibaratkan tampilan game yang akan kembali baru saat game ove misalnya. 

Diluar pengalaman pribadi itu yang 'cukup' sejalan dengan kisah ini. Aku terkesima dengan apa yang terjadi dalam cerita. Atau mungkin saja ini hanya ilusi bagi seorang pembaca amatir yang mudah emosional. Aku tidak tahu. Yang jelas sampai tulisan ini di uat, tepat setelah selesai membacanya, aku masih tertegun akan apa yang ada didalam cerita dan aoa yang aku alami selama ini dalam dunia nyata. 

Tentang kehidupan, tentang ilmu pengetahuan yang menopang kehidupan, tentang sesuatu yang 'lian' yang ada diluar dentuman besar alam semesta. Tentang aku yang menjadi bagian dari dongeng besar tersebut, yang masih terus berlanjut sampai orang-orang dimasa depan pun menjadi puzzle penyusunnya. Dan akan terus menjadi puzzle-puzzle lain dalam merangkai kesementaraan ini.

Kadang untuk mendapat kebenaran tidak melulu berasal dari hal yang dipersepsikan benar. Namun, sesuatu yang dipersepsikan salah pun bisa jadi mengantarkan kita pada kebenaran. Kadang untuk mencintai kehidupan tidak melulu soal kebahagiaan, tapi bisa jadi kematian yang mengantarkan kita pada kebahagiaan.

Seperti biasa disclaimer diakhir. Jika anda mengharapkan sebuah ulasan yang sesuai kaidah penulisan resensi menurut pelajaran Bahasa Indonesia maupun kaidah yang ditemukan di gugel. Maka, ini tempat yang salah bagi anda. Silahkan mengunjungi tulisan yang baik dan benar. Karena ini hanya terlihat seperti Sampah Digital. Sekian. Terimakasih.




PDL, 18 Februari 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali