Tentang Manusia Bebal

Manusia adalah mahkluk yang paling tinggi derajatnya di ajtara mhkluk lainnya, katanya begitu. Sampai malaikat dan setan pun disuruh untuk menyembah. Bedanya ada yang menerima untuk menyembah ada yang menolak.

Tapi malaikat dan setan tetap mahkluk yang setia kepada sang pencipta. Ia bersedia melakukan perintah-Nya. Sampai akhir dimana ciptaan kembali kepada-Nya.

Apa yang menjadikan manusia memiliki derajat yang paling tinggi? Ada yang bilang karena manusia memikiki akal yang bisa memutuskan kehendaknya masing-masing. Pendapat ini masih menjadi pendapat mayoritas nampaknya.

Tapi benarkah demikian? Apakah akal manusia itu akan berdampak kepada derajatnya di muka bumi. 

Jika kita melihat kondisi yang terjadi saat ini. Disaat pandemi Covid-19 menjalar di dunia, termasuk Indonesia. Maka, kita akan melihat bagaimana mahkluk yang memiliki derajat tinggi tersebut terlihat bebal, dogmatis, anti-rasionalitas.

Manusia-manusia seperri itu nampaknya bukan manusia seperti yang dikehendaki pencipta sejak awal. Akal pikiran yang ia miliki tidak dipergunakan sebaik mungkin. Ia lebih memercayai dogma agama tanpa melihat lebih jauh makna dari kitab suci.

Manusia-manusia bebal ini nampaknya akan menjadi pembawa mara bahaya bagi sesamanya. Karena keegoisannya menyebabkan manusia lain yang sudah lebih aware menjadi calon korban selanjutnya. 

Ya begitulah manusia bebal yang ada saat ini. Mungkin suatu waktu akupun termasuk di dalamnya. 



PDL, 29 Maret 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali