Mengembalikan Ingatan: Terbang dan Jatuh

Banyak waktu yang bisa kita habiskan sewaktu kecil. Salah satunya adalah dengan bermain layang-layang. Waktu kecil aku suka sekali bermain layang-layang. Biasanya di sore hari dengan arah angin menuju timur. Jika dipagi hari jarang anak-anak seumuranku bermain layang-layang. Jika di waktu sekolah, pagi hari kami habiskan untuk bermain di sekolah. Jika ingin bermain layang-layang di pagi hari biasanya kita lakukan di hari libur. Itu pun biasanya dengan arah angin yang mulikbek, kadang ke barat, ke selatan, ke utara, jarang sekali arah angin ke arah timur di pagi hari.

Suatu pagi aku bersama teman-teman bermain di sawah. Hari libur di pagi hari ini kami manfaatkan untuk bermain layang-layang. Entah sekedar menerbangkannya saja, mengadukannya dengan layangan lain ataupun mengejar layang-layang yang terputus talinya. Biasanya jika kami mengejar layang-layang yang putus, itu bukan berasal dari tempat kami bermain, biasanya itu adalah layangan yang diadukan di kampung sebelah. Kampung di sebelah barat dari tempat kami, sehingga layangan yang putus itu menuju arah kami. 

Kala itu, aku sedang mengejar layang-layang yang putus. Aku berlari di pematang sawah, begitu cepat diantara teman-teman yang lain. Namun layang-layang yang putus tersebut jatuh di dahan pohon yang ada di kebun di ujung sawah. Letak kebun itu berada di bawah sawah, ada jarak sekitar 2-3 meter dari dasar kebun ke permukaan sawah. Namun, pohon yang menjadi tempat layang-layang hinggap itu cukup menjulang tinngi. 

Karena aku tiba lebih dahulu di bandingkan teman-teman yang lain. Maka, aku pun cepat-cepat ingin menggapai layang-layang itu. Aku coba untuk melompat dan menggapai tali benang yang menjuntai. Sialnya, aku tidak dapat menggapai tali benang tersebut, meskipun aku sudah melompat lebih tinggi dari pinggir sawah ke kebon tersebut.

“Awww, tolong-tolong.” Aku ingat aku berteriak dan mengucapkan itu. Setelah melompat dan tidak menggapai tali, aku mendarat dengan posisi yang sepertinya tidak tepat. Sehingga yang terjadi adalah aku kesakitan saat kakiku menyentuh tanah untuk pertama kali. Dada ku sesak, pinggangku terasa amat sakit.

Tak lama, datang tetangga ku dari sawah lain yang letaknya berada di bawah kebun ini. Ia bergegas menghampiriku dan membopongku menuju rumah. Aku masih mengingat rasa sakitnya, untungnya tidak ada cedera yang berarti kala itu. Setelah dirumah aku langsung mandi dengan kondisi yang masih kesakitan. Setelah mandi aku ganti baju dan tiduran di kamar. Saudara-saudara ku datang ingin melihat keadaanku. Paman, bibi dan yang lainnya datang silih berganti.

Begitulah salah satu ingatan yang masih aku ingat sampai saat ini. Sebuah kejadian yang ‘menyaktkan’ kiranya. Kenangan dimana aku bisa terbang untuk beberapa detik dan jatuh membujur kaku sejurus kemudian. Sejak saat itu, rasanya aku belum pernah memunyai pengalaman terbang dan jatuh yang serupa. Mungkin hal itu sedikit memberi efek trauma ketika ingin melompat dari ketinggian. 



PDL, 15 April 2020

Comments

Popular posts from this blog

Fitur Unggulan Ponsel

Asep, Kopi dan Rokok

Jangkrik