Tuh Lihat

" Tuh lihat, umur 8 tahun sudah hafal 15 juz."

Saat aku duduk membaca buki tiba-tiba saja ibiku berkata demikian. Entah kepada siapa perkataannya ditujukan, tapi di ruang itu hanya ada aku dan ibuku. Aku tidak terlalu menanggapinya. Sebab, ini bukan kali pertama ibuku membandingkan anak-anaknya dengan anak lain yang 'pandai'. 

Mungkin harapan orang tua adalah melihat anaknya pandai dalam -salah satunya- beragama. Membaca dan menghafal di luar kepalq teks kitab suci diantaranya. Niatnya mungkin baik, agar anaknya termotivasi untuk belajar lebih dalam, dengan mencontohkan anak lain yang sudah 'pandai'.

Jika sudah begitu biasanya beragam cara dilakukan, meskipun kadang kontraproduktif. Bukannya memicu motivasi malah menjatuhkan harga diri. Hal yang paling menjengkelkan adalah ketika orang tua berujar A, B, C dan lainnya. Tapi ia tidak melakukan seperti apa yang ia katakan. Seperti ingin memasak nasi goreng, tapi tanpa nasi. Ingin melihat anaknya 'pandai' tapi ia pun tidak melakukan hal-hal yang menuju 'kepandaian'.



PDL, 2 Mei 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali