Marilah Kemari

Di Madiun kita bertemu
dalam gelap matahari
kau membuang sepuntung papier
dengan tembakau dan kanabis kering
rasa takut sirna sudah
mata itu terlihat biasa saja
tak ada keistimewaan
dariku yang datang
darimu yang pulang

Begitu besar pertemuan itu
perasaan tidak nyaman datang
orang-orang silih berganti
satu-satu memberi hati
satu-satu mengharap rezeki
di sudut terlihat mematung
dalam balutan kematian
kulihat sorot itu: menusuk
kulihat jemari itu: geram

Marilah Kemari, nama yang tidak biasa
hitam legam terpampang
kontras dengan dasar yang cerah
begitu indah, suatu karya rupa
"masihkah demikian terjadi?"
mata itu: redup
diam, terbakar
Beranjak, "Marilah kemari, Marilah Kemari!"




2 Juli 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali