Sesuatu yang Tidak Perlu

Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak mungkin kita bicarakan satu sama lain dengan sempurna tanpa adanya konsekuensi terhadap hal-hal yang di bicarakan tersebut yang akan berpengaruh kepada sistem berpikir masyarakat yang saat ini sudah terkontruksi sedemikian rupa sehingga hanya memiiki satu sudut pandang dalam melihat berbagai persoalan yang timbul di masyarakat dan berdampak luas kepada perkembangan kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia dan umumnya di seluruh dunia di sisi lain terdapat satu perbedaan yang cukup mencolok antara masyarakat urban dan masyarakat perdesaan di mana terdapat hijab yang membatasi keduanya seolah itu merupakan suatu entitas yang berbeda sehingga diperlukan sebuah sekat untuk membedakannya satu sama lain dan beberapa hal pernah saya temukan saat menjalani residensi-residensi rebahan yang dilaksanakan di setiap tempat yang pernah saya singgahi entah itu merupakan tempat yang biasa saya kunjungi ataupun tepat baru yang asing bagi saya mulai dari ujung barat di pesisir selatan Banten hingga timur pesisir selatan Pangandaran lantas menyusuri garis pantai utara jawa mulai dari Cirebon hingga Cilegon juga di daerah pertenghan yang menjadi basis kegiatan saya baik di Bandung Raya maupun daerah lain yang termasuk di daerah Jawa bagian barat pertengahan saya beri contoh saat saya menlakukan perjalanan menyusuri aspal dari Bandung menuju Lebak yang mana kala itu dari serombongan pemotor hanya kendaraan yang saya gunakan merupakan kendaraan yang memiliki kapasitas mesin terbesar yakni 1000 cc yaitu sepeda motor Honda dengan tipe Blade yang di produksi tahun 2010 dan saat ini keberadaannya entah di mana sebab sejak 2019 kepemilikannya sudah berpindah ke orang lain atas prakarsa seseorang yang ingin menggantinya dengan sepeda motor jenis baru kesempatan lain yang bisa kita lihat sebagai hal yang tidak mungkin di bicarakan adalah ihwal pertentangan yang terjadi antara golongan putih dan golongan merah dalam tubuh sebuah organisasi yang di inisiasi oleh para pemuda yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara tanpa membawa egoisme asal tapi melebur menjadi sebuah entitas kebangsaan yang rapuh dan belum cukup kuat menopang beban yang kian berat seperti sebuah jembatan yang baru selesai dibangun namun luput akan uji dinamis menggunakan kendaraan-kendaraan besar yang ditempatkan di atas jembatannya pada akhirnya semua ini menjadi sebuah hal yang sia-sia belaka untuk di bicarakan dan akan menjadi sebuah mudharat yang akan menimbulkan beragam persoalan-persoalan yang sulit di pecahkan oleh seorang penyair medioker yang menyusun sajak-sajak obskur dari tahun 1945 hingga 2045.




9 Juli 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali