00.26

Hujan turun bersamaan
kecil nan menebarkan
bulir-bulir air yang tak seperti bulir jeruk
dan menyerap di antara tanah

Dini hari yang ramai dengan
suara air yang berbenturan
juga orang-orang yang berpetualang
dalam kata-kata penuh kebohongan

"Kemari, Nak."

Suara yang biasa saja dari
seorang tua renta yang
berbaring di dipan besi peninggalan
mendiang kakek dari kakek kakeknya

Aku menghampiri dan
duduk di sebelah tangannya yang bergelombang
kulitnya membentuk undakan-undakan
seperti polisi yang tidur berjejeran di jalanan

Hujan semakin deras dan
aku masih bisa merasakan nafasnya




9 Oktober 2020

Comments

Popular posts from this blog

Air Susah di 'Tanah Air' Indonesia

Pencemaran Nama Dalam Jaringan

Memulai Kembali