Posts

Showing posts from April, 2020

Masa Depan Hilang?

Aku ingat bagaimana seorang teman bercerita tentang keraguannya menatap masa depan. Dalam pandangannya, masa depan terhalang oleh suatu tembok tinggi, lebar dan besar. Ia tidak bisa melangkah maju ke depan. Yang ia bisa lakukan hanya berada di titik tersebut atau kembali ke belakang. Ia tidak sendiri menatap tembok tersebut. Disampingnya berjejer orang-orang yang –menurutnya- memiliki perasaan yang sama, ragu atas masa depannya. Wajah mereka terlihat murung. Tidak ada garis senyum di wajahnya, barang sedetik pun. Tatapannya kosong, memandang tembok di depannya. Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka. Mungkin cara-cara memanjat tembok atau bisa jadi cara-cara meruntuhkannya. Sebab, pikiran itu pernah ada di otaknya. Ceritanya sudah lama aku dengar. Dulu saat aku berjumpa dengannya dia terlihat seperti orang-orang yang berjejer bersamanya. Murung, kosong, seolah tanpa ada harapan. Aku tidak banyak bicara. Kukira ini waktunya untuk menjadi pendengar yang baik dan saksama. Kini aku bel...

Ihwal Kritik

Demokrasi memberi ruang bagi masyarakat untuk senantiasa menyuarakan aspirasi dan tuntutan. Hal itu menjadi salah satu pilar dalam menjaga demokrasi. Runtuhnya satu pilar akan membawa demokrasi ke jurang otoritarianisme. Sebuah situasi dimana masyarakat tidak berkutik dalam jalannya negara. Semua aspek diatur oleh negara dan kebenaran menjadi produk yang dikeluarkan olehnya. Budaya kritik menjadi jalan dalam tumbuh kembangnya budaya demokrasi. Kritik menjadi indikator dalam melihat hubungan antara rakyat dan penguasa. Kritik menjadi pengurai dari setiap persoalan negara yang tidak bisa dilakukan negara. Atau kritik pun menjadi pengurai atas persoalan yang dibuat dan ditimbulkan oleh negara.  Namun demikian kritik kadang kala dianggap sebagai benalu bagi penguasa beserta gerombolannya. Kritik menjadi sebuah objek yang harus disingkirkan. Dan orang yang mengutarakan kritik menjadi subjek yang perlu untuk dibatasi gerak-geriknya. Pengalaman di masa lalu –seperti Marsinah, Wiji Thukul,...

Mengembalikan Ingatan: Menjadi Bagian Coconut

Berwibawa, gagah, keren, mungkin beberapa alasan sejak SD aku nyemplung menjadi bagian dari gerakan yang dirintis oleh Lord Baden Powell. Orang Inggris yang dianggap pahlawan di negaranya, namun tidak di negara-negara afrika. Di Indonesia gerakan tersebut menjelma bernama Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka). Aku sendiri tidak mengetahui sampai saat ini maksud dari adanya gerakan itu. Meskipun sejak SD aku sudah beberapa kali menjadi Pemimpin Regu, Komandan Peleton, Pratama Putra dan ‘jabatan’ lainnya. Gerakan ini terkenal dengan lambang tunas kelapa nya. Ya, simbol tunas kelapa dipilih sebab ia bisa tumbuh dimana saja dalam kondisi apa saja. Sehingga para pegiat di gerakan ini harus bisa menjadi apa saja, di mana saja, kapan saja, dan bagaimana pun kondisinya ia harus tetap ‘kuat’ seperti tunas kelapa. Sebuah filosofi yang membumi. Setidaknya itu yang aku ingat sampai sekarang. Perjalanan ku berada di lingkaran gerakan ini terus berlanjut hingga SMP. Motivasi makin bertambah tatkala m...

Catatan Perpanjangan

Kalau saja masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) tidak lima tahun sekali, maka aku tidak perlu untuk datamg ke Polres. Tapi itu semua tidak ada, aku harus tetap pergi ke polres, selama masih membutuhkan surat yang berbentuk kartu tersebut. Pertama datang dan memarkirkan motor di parkiran polres, seorang bapak sudah menghampiri –sepertinya ia petugas parkir- lantas bertanya “Ada yang bisa dibantu pak? Bikin baru atau perpanjang?” “Perpanjang,” jawabku singkat. Lantas ia pun kembali ke tempat ia duduk semula. Tak berselang lama aku berjalan untuk ‘membeli kertas’. Ya, yang terjadi adalah kita membeli selembar kertas berukuran kurang lebih A5 yang katanya ‘surat dokter’ sebagai bentuk sudah melakukan cek kesehatan. Selembar kertas yang saya kira tidak berguna sama sekali. Tapi yang lebih tidak berguna adalah saya sendiri, sebab masih tetap saja membelinya. Bodoh memang. Setelah kertas seharga 40 ribu tersebut selesai aku dapat, aku kembali ke bagian pendaftaran dan memasukan persyaratan...

Tak Berarti

Kini kau mati dengan seribu ambisi Kepedihan menyelimuti dan mengoyak sanubari Hidup seolah tak berarti semua seakan mati Lalu kau pergi meninggalkan jejak di hati Jejak semakin jelas jiwaku habis terkuras Kau bisa hidup bebas tanpa perlu memelas PDL, 20 April 2020

Mengembalikan Ingatan: Kemanusiaan

Ada hal menarik yang saya dapat setelah membaca buki Berislam dengan Akal Sehat karya Edi AH Iyubenu. Ialah "hukum semua ibadah adalah haram, kecuali ada perintahNya, hukum semua kegiatan kemanusiaan adalah halal, kecuali ada laranganNya" menjadi poin yang cukup berkesan bagi saya. Dari pernyataan itu saya jadi ingat apa yang pernah saya lakukan di masa silam. Dimana kala itu saya memilih untuk ikut diam dalam kegiatan kemanusiaan. Sebab, setiap hal yang saya ikuti harus sesuai dengan 'arahan' ulil amri.  Ya, memang saya pernah 'kecemplung' dalam suatu pemahaman demikian. Pemahaman yang eksklusif yang menganggap semua yang diluar salah dan yang berasal dari dalam benar. Selain beragama secara buta -melalui 'arahan' pemimpin itu- saya pun tidak mencoba untuk menggali hal baru yang berkembang di masyarakat. Doktrin 'dengar dan ikuti apa yang berasal dari dalam' seolah menjadi sekat bagi saya untuk melihat dunia luar. Setidaknya ingatan ini menjad...

Pagebluk

Coronavirus disease 19 (COVID-19)   menjadi momok menakutkan saat ini. Hampir di seluruh dunia sebaran virus ini terjadi. Setiap hari angkanya terus bertambah -kearah yang buruk maupun yang baik- seakan belum menemui titik akhirnya. Memang dibeberapa negara mulai berkurang bahkan angka nya nyaris nol, seperti Tiongkok, Vietnam, Kuba. Tapi mayoritas diseluruh dunia angkanya terus bertambah dan kurvanya semakin curam, Indonesia menjadi negara yang mengalami lonjakan yang cukup drastis dibandingkan negara-negara di ASEAN. COVID-19 ini menjadi pagebluk yang penyebarannya menjadi yang tertinggi, tercepat dan terluas dibanding virus lain yang pernah mewabah. MERS yang pertama kali ditemukan di Arab Saudi tahun 2012, SARS di Tiongkok rahun 2002, bahkan Black Death yang pertama terjadi di eropa abad ke-14 dan menyebar ke seantero dunia merupakan beberapa contoh pagebluk yang pernah terjadi sebelumnya. Perkembangan teknologi mutakhir setidaknya memberi sumbangsih yang begitu besar dalam pe...

Diskusi Dalam Jaringan

Ia sedang duduk di kursi santai di teras rumahnya sebelum pemberitahuan pesan whatsapp bermunculan. Lantas ia segera mengambil ponsel yang disimpan di meja kecil di samping kanan kursi tersebut. Dilihatnya pesan tersebut muncul dari salah satu grup, rupanya kegiatan diskusi dalam jaringan akan segera dimulai. Diskusi dalam jaringan ini sudah mulai di lakukan beberapa kali selama masa #diruhamaja. Kali ini tema diskusi akan membahas tentang Islam dan Perubahan Sosial. merasa dirinya tidak memiliki kompetensi dalam hal tersebut ia memutuskan untuk tidak banyak bersuara, setidaknya ia akan menjadi pembaca dari teks-teks yang muncul di layar. Moderator membuka kegiatan diskusi dengan mempersilahkan kedua pemantik untuk bergantian menyampaikan pandangan awal terhadap tema yang ada. Setelah itu, baru para peserta diskusi yang ada di dalam grup tersebut diperkenankan menanggapi. Dari total 55 anggota grup whatsapp tersebut yang terlibat aktif hanya segelintir, moderator, dua pemantik, dan sek...

Barista di Bulan Purnama

Aku masih ingat. Malam itu, aku duduk di sebuah tempat kopi tua, tempat ini cukup terpencil, berada di sudut sebuah jalan di pinggiran kota. Orang yang baru tinggal di kota ini pasti tidak akan mengetahui tempat ini. Aku pun demikian, di tahun ketiga aku tinggal disini, aku baru mengetahui tempat ini. Katanya tempat ini sudah berusia lebih dari dua abad. Begitu keterangan yang aku dapatkan dari si empunya tempat. Hampir setiap kamis malam aku mampir ke tempat ini. Sekedar minum kopi ataupun hanya berbincang dengan barista yang juga pemilik tempat ini. Aku selalu duduk di meja yang langsung berhadapan dengan si barista. Dari situ aku bisa melihat proses pembuatan kopi dan berbincang dengannya. Setiap aku duduk dan minum kopi di kamis malam pengunjung cukup sepi. Hanya ada satu dua yang duduk di pojokan, rata-rata sendiri, dan berusia lanjut. Selalu ada cerita yang hadir diantara kita berdua. Kadang aku yang bercerita, atau pun sebaliknya. Ia selalu sangat antusias saat aku menceritakan ...

Berdamai dengan Penolakan

Penolakan demi penolakan setidaknya pernah aku alami. Penolakan cinta, penolakan diri, penolakan kerja, penolakan ide, dan beragam penolakan lainnya. Setidaknya penolakan tersebut menjadi jalan hidup lebih 'ramai', panjang dan berkelok-kelok.  Tentu, saat penolakan itu pertama kita terima rasanya tidak mengenakan. Ada rasa jengkel terhadap pihak-pihak yang menolak kita. Ada pula rasa jengkel terhadap diri sendiri yang menyebabkan penolakan itu terjadi. Bahkan kadang dari sati penolakan bisa merembet kepada orang lain yang sebenarnya tak ada sangkut pautnya. Misalnya, saat kita menerima penolajan lantas kita murang-maring, sikap tersebut kadang terbawa kepada interaksi kita dengan orang lain, dan malah menimpakan kekesalan pada orang tersebut. Setidaknya aku oernah berada disituasi seperti itu. Saat aku murang-maring kepada orang lain, maupun saat aku menjadi 'korban' dari orang yang sedang murang-maring.  Untungnya aku merasa bahwa sikap murang-maring itu hanya mengenda...

Mengembalikan Ingatan: Terbang dan Jatuh

Banyak waktu yang bisa kita habiskan sewaktu kecil. Salah satunya adalah dengan bermain layang-layang. Waktu kecil aku suka sekali bermain layang-layang. Biasanya di sore hari dengan arah angin menuju timur. Jika dipagi hari jarang anak-anak seumuranku bermain layang-layang. Jika di waktu sekolah, pagi hari kami habiskan untuk bermain di sekolah. Jika ingin bermain layang-layang di pagi hari biasanya kita lakukan di hari libur. Itu pun biasanya dengan arah angin yang mulikbek , kadang ke barat, ke selatan, ke utara, jarang sekali arah angin ke arah timur di pagi hari. Suatu pagi aku bersama teman-teman bermain di sawah. Hari libur di pagi hari ini kami manfaatkan untuk bermain layang-layang. Entah sekedar menerbangkannya saja, mengadukannya dengan layangan lain ataupun mengejar layang-layang yang terputus talinya. Biasanya jika kami mengejar layang-layang yang putus, itu bukan berasal dari tempat kami bermain, biasanya itu adalah layangan yang diadukan di kampung sebelah. Kampung di se...

Lelaki Duduk

Malam itu, seorang lelaki duduk di teras rumahnya. Sebatang rokok diapit diantara telunjuk dan jari tengah. Asap mengepul keluar dari mulut sang lelaki. Tiba-tiba seorang perempuan lewat di depan lelaki itu. Lantas menyuruh si lelaki untuk mencukur kumisnya. "Hey kau, laki-laki berkaus singlet. Cukur kumismu! Geli aku melihatnya." Perempuan tersebut langsung pergi beralu dari depan teras, dari depan lelaki itu. Lelaki iti berdiri sambil melihat arah perempuan berjalan. Setelah menghilang dibalik tikungan, lelaki itu duduk kembali. Isapan demi isapan kembali ia lanjutkan. Asap kembali keluar dari mulut dan hidungnya. Dari tempat perempuan tadi mengjilang muncul seseorang. Seorang lelaki bersarung, menggunakan sandal swallow, berkaus merah dan berpeci. Lelaki berkaus merah itu semakin mendekat kearahnya. Teoat di depan lelaki yang sedang duduk dan merokok itu ia berkata agar si lelaki mencukur kumisnya. "Cukurlah itu kumis." Sambil berlalu laki-laki bersarung itu kemb...

Meramu

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui orang-orang yang senantiasa memberi suatu penjelasan. Entah dalam wujud tatap muka, melalui diskusi, ceramah, ataupun ngobrol biasa maupun melakui medium virtual, seperti Youtube , Zoom dan lain-lain. Orang-orang tersebut tentunya menjelaskan berdasarkan sumber-sumber yang ia yakini juga dengan ideologi yang mereka pahami. Sehingga, dalam penjelasannya sarat akan maksud dan tujuan dari si orang tersebut.  Dalam kajian analisis wacana kritis, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa tidak hanya menjadi jembatan antar komunikan, tapi di dalam bahasa terkandung muatan-muatan ideologis dari si pembawa wacana. Preferensi ideologis tersebut dapat kita temukan dalam bahasa yang digunakan. Sehingga, penting bagi kita sebagai penerima penjelasan untuk senantiasa menyaring setiap gagasan yang masuk. Karena dengan begitu, kita tidak menjadi konsumen buta terhadap suatu ide. Termasuk penjelasan-penjelasan mengenai keagamaan dan politik ya...

Mengembalikan Ingatan: Pura-Pura Tidur Siang

Aku heran mengapa anak kecil hampir selalu untuk disuruh tidur siang. Setidaknya itu yang aku alami dulu. Aku ingat bagaimana orang tua, khususnya ibu, yang senantiasa menyuruhku untuk tidur di siang hari. padahal rasa kantuk tidak datang pada diriku saat itu. Keinginan untuk bermain lebih besar daripada panggilan untuk tidur. Jam satu atau dua siang menjadi jam yang begitu mengerikan bagiku. Karena di jam-jam itu lah biasanya aku mendapat perintah untuk tidur. Biasanya pintu keluar akan dikunci juga aku tidak mau tidur siang.  Akhirnya dengan rasa malas yang begitu tinggi aku pergi ke kamar dan berbaring. Jika rasa ingin bermain sangat tinggi maka yang aku lakukan adalah pura-pura tidur dengan memejamkan mata. Berharap waktu segera berlalu dan aku bisa pergi keluar untuk bermain. Tapi kadang juga aku tidur dengan sendirinya. Meskipun pada awalnya tidak menginginkan untuk tidur. Saat aku pura-pura tertidur, dengan memejamkan mata atau hanya sekedar menarik selimut hingga menutupi s...

Mengembalikan Ingatan: Bus Bapak

Entah dari mana asalnya. Malam ini aku mulai mengingat kembali kenangan di masa lalu. Kenangan-kenangan bersama orang terdekat, keluarga. Kenangan akan suatu kejadian yang menyenangkan, menyedihkan, mengasyikan, menjengkelkan, menakutkan dan beragam rasa lainnya. Aku mengenangnya sebagai sebuah sebuah upaya membangkitkan masa lalu. Memahami makna yang pernah aku lalui, namun saat itu aku luput akan hal itu. Menjadikan masa lalu sebagai bekal untuk masa depan. Mungkin kenangan ini terjadi saat aku berusia kurang dari 7 tahun. Seingat ku waktu itu aku belum masuk sekolah. Mungkin masih bermain di taman kanak-kanak. Di akhir pekan bapak selalu mengajak ku jalan-jalan. Jalan dalam arti yang sebenarnya jalan, menggunakan kaki sebagai alat perpindahan. Kadang aku berjalan sendiri, atau di akod (gendong) jika aku sudah merasa lelah. Di akhir pekan itu, aku dan bapak berjalan kaki menyusuri ruas-ruas jalan di lingkungan tempat aku tinggal. Dulu daerah ini masih pedesaan, sawah terhampar luas, ...

Di Bawah Bayang-Bayang

Waktu terus bergulir. Seperti pikiranku yang terus menjalar. Gundah gulana aku merasakan nuansa. Saat bayangan-bayangan tu terus menjerat pikiranku. Satu demi satu saling mengisi. Satang silih berganti. Memenuhi volume otakku, sampai oksigen tak memiliki ruang yang cukup. Semakin aku berdiam diri. Beragam pikiran hadir kembali. Seolah tak pernah ada henti. Memenjarakan diriku ini. Satu, dua mungkin masih bisa aku ladeni. Tiga, empat mungkin masih bisa aku atasi. Namun, jika jumlahnya tak terhingga akupun kewalahan menghadapinya. Entah apa sebenarnya bayangan tersebut. Aku tak tahu maksid dan rujuannya menghampiriku. Keberadaannya tak jelas untuk apa, selain untuk menghancurkan peluh jiwa dan raga ini. Apakah bayangan itu hadir dengan sendirinya atau memang aku yang memanggilnya? Aku tidak tahu. Seingat ku, aku tak pernah memanggil bayangan. Apalagi dalam jumlah yang tak hingha dan denham tempo yang sesingkat-singkatnya. Lantas darimana ia datang? Apa gerangan yang menyebabkan ia kemari...

Napi Yang Ditukar

Image
Dokumentasi Pribadi Masih ingat dengan kasus Setya Novanto? Bukan mengenai mobilnya menabrak tiang listrik. Melainkan statusnya sebagai narapidana yang kedapatan sedang makan di restoran padang di Jakarta. Atau kasus lain yang cukup menghebohkan, yaitu Gayus Tambunan yang tertangkap kamera warganet sedang menonton Tenis di Bali? Saking hebohnya, sampai ada yang membuatkan lagu khusus untuknya. Begini dua bait penggalan liriknya. Sebelas maret Diriku masuk penjara walku menjalani Proses masa tahanan ...... Andai ku Gayus Tambunan Yang bisa pergi ke Bali Semua keinginannya Pasti bisa terpenuhi ........ Bagaimana, sudah ingat dengan lirik lagu itu? Jangan-jangan anda pun membacanya sambil bersenandung. Salah dua kasus di atas bukan merupakan hal yang baru sebetulnya. Jauh sebelum Setya Novanto ataupun Gayus Tambunan, ada Sardono Projokusumo alias Don alias Projo yang sudah terlebih dulu melakukan hal itu. Bedanya, jika Setya Novanto dan Gayus Tambunan keluar p...

Kerentanan Hati

Manusia memang dilahirkan dengan keunikannya sendiri. Aku pun sebagai manusia sepertinya begitu. Kadang perasaan mudah terombang-ambing. Mudah goyah. Dalam hal apa pun. Apakah itu wajar? Atau memang aku belum cukup dewasa untuk menerima semua kejadian dalam hidup? Aku belum tahu. Yang aku tahu saat ini perasaan mudah sekali terkikis. Hiperbolanya seperti itu. Banyak hal yang membuat perasaan begitu fluktatif. Bisa seketika merasa senang. Namun, tak lama ia kembali sendu. Kadang gembira, kadang juga kesal. Pun begitu yang aku alami. Momen #dirumahaja nampaknya tidak selamanya mulus yang aku bayangkan. Bisa rebahan, santai, baca buku, dan lain-lain. Tapi terkadang menimbulkan gejolak perasaan. Entah kesal, jengkel, dongkol dan lainnya. Entah itu terhadap diri sendiri ataupun orang lain.  Atau ini merupakan salah satu tantangan di jalan yang aku lewati kali ini. Seperti belum mempunyai pegangan yang kokoh. Tapi aku pun bertanya, apakah memang harus memiliki pegangan? Bisakah aku melal...

Agama Sebagai Kekuatan Pembebas

Agama hadir seyogianya menjadi kekuatan yang membebaskan pemeluknya dari penindasan. Agama menjadi wasilah untuk memerdekakan manusia. Penindasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok elit, sebagian besar terjadi akibat situasi kemapanan sosial-ekonomi-politik-budaya di suatu tempat. Kemapanan tersebut menjadikan kelompok elit penindas menjadi ‘tuhan-tuhan kecil’ di muka bumi. Keberadaaanya menjadi penghambat kemerdekaan manusia. Pada dasarnya agama lahir sebagai sutu bentuk pembebas dari kondisi yang ada. Yahudi pada jaman Nabi Musa As misalnya, menjadi pembebas rakyat dari kekuasaan tiran Fir’aun. Pun begitu yang terjadi dalam islam. Kondisi masyarakat arab -khususnya mekkah- yang penuh praktik penindasan yang dilakukan suku Quraisy terhadap kaum miskin, menjadikan Islam yang dihadirkan Muhammad sebagai pembebas. Muhammad datang dengan membawa suatu ajaran yang mengusik kemapanan yang sudah ada di daerah tersebut. Kedatangan Islam merupakan sebuha tonggak gerakan revolusioner. Tidak ...

Menempuh Perjalanan

Sebagai manusia yang sampai saat ini masih menjalankan ritus keagamaan saya mencoba untuk terus menggali apa-apa saja perkara yang ada dalam agama tersebut. Disamping membaca teks-teks yang berkaitan, pengalaman spiritual sehari-hari pun menjadi hal yang patut saya pertimbangkan. Sejak lahir Islam sudah dinisbatkan kepada saya oleh orang tua melalui adzan yang dikumandangkan. Setidaknya itu yang saya ketahui setelah cukup untuk bisa mengingat bahwa keluarga yang beragama Islam, ayahnya, akan mengumandangkan adzan saat anak mereka lahir. Ke-Islam-an saya pun terus bergulir bak bola salju yang menggelinding dari atas bukit. Semakin lama, semakin jauh, semakin membesar, seperti dalam film-film kartun.  Pun begitu dengan pengalaman, pengetahuan dan pemahaman saya akan Islam itu sendiri. Semakin lama, semakin jauh, semakin membesar, tentu saja belum tentu positif. Waktu, jarak, dan besarannya tidak harus selalu mengarah kepada pengalaman, pengetahuan dan pemahaman akan Islam yang positi...

Skripshit

Momen dirumah aja tidak selamanya menyenangkan. Rebahan sepanjang waktu tidak menjadi jaminan akan terbebas dari beragam pertanyaan. Salah satunya mengenai skripsi. Ya skripsi. Saban hari pertanyaan itu muncul dari orang tua.  Untungnya kondisi #dirumahaja memberi sedikit legitimasi mengapa skripsi masih terbengkalai. Setidaknya ada jawaban yang bisa menguatkan diriku dalam melanjutkan rebahan. Entah kenapa skripsi seperti sesuatu yang sakral. Padahal aku sendiri memandangnya sebagai suatu hal yang biasa. Seolah hiduo mati mahasiswa ada di tangan skripsi. Pun begitu dalam pandangan orang tua ku   Tapi itu hal wajar, mengingat harapan irang tua ingin melihat annaknya 'sukses'. Ya walaupun sukses dimata orang beda-beda. Tapi maksudnya pasti ke arah 'sukses' dalam tanda petik tersebut. Berapa lama #dirumahaja akan terus berlangsung. Semoga ada saatnya aku bilang. "Ya, sudah selesai". PDL, 5 April 2020

Peninjauan Kembali

Dalam sistem peradilan di Indonesia dikenal suatu istilah Peninjauan Kembali (PK). PK adalah suatu upaya hukum yang dapat ditempuh oleh terpidana (orang yang dikenai hukuman) dalam suatu kasus hukum terhadap suatu putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam sistem peradilan di Indonesia. Itu dalam hukum. Singkatnya, dalam hukum negara pun ada upaya-upaya untuk meninjau ulang putusan-putusan yang telah diputus sebelumnya. Dimulai dari tingkat pertama, tingkat banding, dan tingkat kasasi. Untuk lebih jelas mengenai tingkatan tersebut silahkan saja untuk mencarinya di  mbah gugel. Pun dalam kehidupan keagamaan kita hari ini. Sesuatu hal yang bahkan bersumber dari al-Quran, Sunnah Rosul Saw, Ijtihad, Qiyas, dan beragam sumber hukum lainnya. Kita perlu untuk meninjaunya kembali. Setidaknya untuk menambah pengetahuan pribadi. Itu sederhananya. Dalam memandang pokok-pokok ajaran agama kita tidak serta merta menelan bulat-bulat apa yang dikatakan s...

Energi Terbarukan

Seperti biasa aku vangun di siang hari. Bukan karena aku kebluk. Memang karena jam tidur saat jni berkisah di jam lima pagi hingga 12 siang. Jam tidur berantakan, seperti negara. Setelah cukup mengumpulkan  cakra, aku beranjak dari busa berbentuk persegi panjang. Lantas mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Niatnya hanya mandi, tapi setelah di dalam ada kegiatan lain yang haris dilakukan. Sebuah sekresi alami dalam tubuh. Kali ini aku tidak makan pisang. Kali ini aku makan jajanan warung, seperti keripik seharga 500 rupiah/pcs. Cukup pedas, namun tidak menimbulkan sakit yang luar biasa. Pedas biasa saja. Selain keripik sejumlah 5 pcs aku pun memakan wafer sereal bersalut coklat. Manisnya membuat lidah bergoyang. Entah ada acara apa di dalamnya. Apakah ada sosom Lesty di dalamnya? Aku tidak tahu. Sorenya sekitar jam 4 aku kembaki ke kamar. Niatnya membaca buku berjudul Curriculum Vitae, sebuah novel karya Benny Arnas. Tapi apa daya aku malah tertidur tanpa sadar. Aku bangun saa...

Pisang, Novel dan Mukbang

Hari itu aku bangun cukup siang, seperti biasanya. Lantas aku langsung menuju kamar mandi. Membuka pakaian dan gejebur-gejebur air gayung membasahi tubuhku. Setelahnya aku duduk di bangku ruang keluarga. Mengambil remote dan menekan tombol power televisi. Aku menonton sambil sesekali memakan buah pisang. Hap, setiap kalu aku memakan pisang itu. Lembut, manis, dan mengenyangkan.  Pisang itu diambil bapakku di kebun belakang rumah. Ada beberapa pohon pisang yang biasanya tumbuh sendiri. Sewaktu aku baru pindah kerumah ini, dibelakang rumah memang sudah ada pohon pisang. Setiap kali pohon ditebang dan diambil buahnya, pohon pisang akan tumbuh kembali. Walaupun pisang yang aku makan tidak matang dari pohonnya, melainkan pisang yang di peyeum terlebih dahulu. Namun, rasanya tetap enak. Kulitnya berwarna kuning cerah dengan ukuran yang cukul besar. Lima buah pisang tak terasa habis dalam sekejap. Lantas aku membuang kulit pisangnya ke halaman depan. Kulit pisang itu sampah organik, maka ...